Lanjutan Liga 1 dan 2, Begini Sikap APPI soal Renegosiasi Kontrak Pemain
Reporter
Irsyan Hasyim (Kontributor)
Editor
Hari Prasetyo
Selasa, 4 Agustus 2020 12:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta- Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) telah berdiskusi dan menerima masukan dari para perihal terkait rencana PSSI menggelar lanjutan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 pada Oktober 2020.
Sekretaris Jenderal APPI, Hardika Aji, mengatakan pihaknya telah mengirimkan surat ke PSSI sejak pertengahan Juli lalu. Surat itu sebagai langkah menyikapi surat PSSI nomor: SKEP/53/VI/2020 perihal Kelanjutan Kompetisi dalam Keadaan Luar Biasa Tahun 2020. "Saat ini masih menunggu balasan surat dari PSSI-nya," kata Aji saat dihubungi Tempo, Selasa, 4 Agustus 2020.
Untuk kompetisi Liga 1, menurut Aji, pihaknya dalam diskusi terakhir menyampaikan persentase renegosiasi gaji bukan senilai kisaran 50 persen dari nilai kontrak awal seperti yang tertera di SKEP/53/VI/2020. Melainkan, senilai minimal 50 persen dari upah bulanan yang tertera dikontrak awal. APPI pun meminta untuk dapat mulai diberlakukan pembayaran gaji di bulan Juli 2020 dikarenakan SK PSSI sebelumnya yaitu SKEP/48/III/2020 hanya mengatur penyesuaian gaji hingga bulan Juni 2020.
"Bahwa untuk Liga 2 diperlukan adanya kesepahaman antara pesepakbola dengan klub tentang kalkulasi antara kisaran senilai 60 persen dari nilai kontrak awal yang tercantum di SKEP/53/VI/2020 dengan usulan dari APPI minimal senilai 60 persen dari nilai kontrak awal yang dituangkan dalam notulen perundingan dengan Plt Sekjen PSSI (Yunus Nusi) di kantor PSSI," kata Aji menjelaskan isi surat ke PSSI soal usulan honor dalam lanjutan kompetisi.
Aji juga menuturkan demi keselamatan pesepakbola diperlukan kontrol yang ketat dan akurat tentang protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh PSSI. Protokol kesehatan yang dimaksud, kata dia, dimulai saat pesepakbola telah berkumpul dan mulai menjalankan aktivitas latihan, tidak hanya terbatas saat pertandingan atau kompetisi dimulai.
"Untuk hal ini kami juga menilai perlu adanya koordinasi dengan LIB sebagai pihak penyelenggara kompetisi," ucap dia menyampaikan harapan perihal penerapan protokol kesehatan penanangan Covid-19.
Untuk menjamin terpenuhinya hak pesepakbola selama kelanjutan kompetisi, Aji berharap perlu disepakati secara bersama antara pesmain dengan klub bila terdapat pesepakbola yang terpapar covid-19 untuk tetap berhak mendapatkan haknya secara penuh sesuai dengan kesepakatan baru. "Terlepas dari keadaan tidak dapat melanjutkan kewajibannya terhadap klub dalam sisa kompetisi," kata dia.
Aji sebenarnya mengapresiasi sikap PSSI dan PT Liga Indonesia Baru atau LIB terhadap proses yang melibatkan APPI sebagai pemangku kepentingan, meskipun terdapat sedikit perbedaan persepsi dalam keputusannya. "Untuk itu APPI kembali menginginkan komunikasi dengan semua stakeholder agar keputusan yang diambil adalah hasil kesepakatan bersama," ucapnya.
IRSYAN HASYIM
