Kalah 1-2 dari Wolves di Emirates, Rekor 41 Tahun Tak Terkalahkan Arsenal Patah
Reporter
Terjemahan
Editor
Arkhelaus Wisnu Triyogo
Senin, 30 November 2020 05:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pedro Neto dan Daniel Podence melanjutkan masa-masa suram Arsenal saat membawa Wolverhampton Wanderes meraih kemenangan 2-1 di Stadion Emirates. Kemenangan Wolves tersebut adalah kemenangan tandang pertama atas Arsenal sejak 1979 atau 41 tahun lalu.
Pertahanan yang buruk memungkinkan Neto melepaskan tembakan dari umpan silang Adama Traore (27 tahun). Namun, The Gunners mampu menyamakan kedudukan dari serangan bali di babak pertama ketika Gabriel meneruskan umpan Willian. Namun, permainan Arsenal seolah tertahan.
Permainan individu yang brilian dari Podence mengembalikan keunggulan tim tamu tiga menit sebelum jeda. Meskipun kinerja Arsenal di babak kedua membaik, tim asuhan Mikel Arteta itu tidak bisa mengelak dari kekalahan kandang ketiga berturut-turut. Hasil itu membuat Arsenal berada di peringkat 14 dan Wolves di peringkat enam klasemen Liga Inggris.
Pertandingan tersebut diwarnai dengan insiden bentrokan kepala antara Raul Jimenez dan David Luiz. Insiden tersebut membuat Raul Jimenez harus dibawa ke rumah sakit karena menderita cedera kepala yang serius. Jimenez tidak sadarkan diri dan pertandingan sempat terhenti selama 10 menit usai insiden tersebut.
Setelah insiden itu, Arsenal tampak membutuhkan waktu untuk membangun momentum. Hal itu membuat Adama Traore memanfaatkan celah yang ditinggalkan Kieran Tierney untuk melepaskan umpan yang berhasil dikonversi menjadi gol oleh Neto.
Dalam waktu tiga menit, Arsenal memang menyamakan kedudukan. Gabriel yang berada di tiang jauh berhasil memanfaatkan umpan Willian. Namun, gol itu langsung direspons oleh Wolves. Daniel Podence berhasil mengembalikan keunggulan Wolves.
Di sisi lain, kekalahan Arsenal mengungkap kembali masalah efektivitas tim, terutama Aubameyang, yang terus berlanjut. Ia hanya menyentuh bola hanya delapan kali selama 45 menit pertama melawan Wolves. The Gunners keluar untuk babak kedua dengan lebih menekan, tetapi mereka hampir tidak bisa melakukan penyelesaian akhir.