Badai Salju Ubah Nasib Pedri Hingga Bergabung dengan Barcelona
Reporter
Terjemahan
Editor
Febriyan
Jumat, 8 Januari 2021 10:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gelandang Barcelona, Pedri Gonzalez, kembali mencuri perhatian media-media Spanyol setelah tampil apik pada laga Athletic Bilbao Kamis kemarin. Si pemain ternyata nyaris bergabung dengan Real Madrid jika tak dihalangi badai salju yang terjadi pada 2018.
Media Football Espana menyebutkan bahwa Las Palmas, mantan klub Pedri, terlebih dahulu menawarkan si pemain kepada Real Madrid. Pepe Mel, Pelatih Las Palmas, dikabarkan mengontak salah satu petinggi Los Blancos, Emilio Butragueno.
Mel menyatakan bahwa Real Madrid harus melihat kualitas Pedri yang saat itu masih berusia 16 tahun. Real Madrid pun memberikan si pemain kesempatan untuk melakukan uji coba.
Apes bagi Real Madrid, hujan salju besar membuat Pedri gagal terbang dan memenuhi undangan tersebut. Si pemain pun akhirnya bertahan satu tahun lagi bersama Las Palmas.
Direktur Olahraga Las Palmass, Rocco Mayorino, mengontak Ramon Planes, Sekretaris Teknik Barcelona, setahun berselang. Pada saat bersamaan, Sekretaris Klub Las Palmas Toni Otero pun menghubungi Direktur Barcelona, Jose Mari Bakero.
Planes dan Bakero kemudian mengirimkan pemandu bakat mereka, Jose Maria Alcaide atau yang akrab disapa Tommy, untuk memantau penampilan Pedri. Kebetulan saat itu Las Palmas tengah menjalani uji coba pra musim di kawasan Marbella, Andalusia.
Tommy kembali ke Barcelona dengan laporannya yang menggambarkan Pedri sebagai pesepakbola yang "berbeda". Dia meyakini Pedri akan menjadi pesepakbola hebat nantinya.
Mendapatkan laporan yang sangat positif, Planes kembali mengirim Tommy. Kali ini Tommy diminta untuk mencari informasi soal latar belakang keluarga Pedri.
Laporan kedua ini semakin mengejutkan. Pedri disebut berasal dari keluarga yang memang sangat mencintai Barcelona. Bahkan kakeknya disebut sebagai salah satu pendiri komunitas suporter Barcelona di kampung halamannya, Tegueste, Kepulauan Canary.
Planes dan Bakero pun disebut sempat menyaksikan sendiri performa si pemain saat menjalani laga persahabatan antara Las Palmas vs Real Betis. Setelah itu keduanya sepakat untuk memberikan lampu hijau kepada Barcelona untuk merekrut Pedri.
<!--more-->
Dengan krisis keuangan yang dialami Las Palmas, Barcelona tak kesulitan untuk mendapatkan Pedri. Tawaran senilai 5 juta euro yang diajukan mereka disambar Las Palmas. Apalagi Barcelona mengiming-imingi Las Palmas bahwa nilai tersebut bisa naik hingga 25 juta euro tergantung performa si pemain.
Pada bursa transfer musim panas 2019, Barcelona dan Las Palmas pun sepakat soal transfer Pedri. Meskipun demikian, kedua belah pihak sepakat bahwa Pedri baru akan bergabung dengan Barcelona setelah musim 2019-2020 berakhir.
Pada awal kedatangannya di Barcelona, September tahun lalu, Pedri sempat diragukan akan langsung menembus tim senior. Usianya saat itu masih sangat muda, baru 17 tahun.
Pasalnya Barcelona memiliki cukup banyak pemain di posisi gelandang serang. Ada Philippe Coutinho yang baru kembali dari masa peminjaman di Bayern Munchen, ada pula sejumlah pemain muda jebolan akademi La Masia seperti Carles Alena dan Riqui Puig.
Meskipun demikian, Pelatih Ronald Koeman, tampak langsung kesengsem dengan kemampuan Pedri pada latihan pra musim lalu. Dia memutuskan si pemain akan tetap bersama tim senior Barcelona ketimbang meminjamkannya atau pun menaruhnya di Barcelona B.
Sempat berstatus sebagai pemain pelapis bagi Coutinho, Pedri mulai menunjukkan kualitasnya ketika dipercaya bermain penuh pada laga kontra Real Betis. Dia menyumbang satu gol pada laga yang berakhir dengan skor 5-2 untuk Barcelona itu.
Menurunnya performa Coutinho membuat Koeman akhirnya lebih memberikan kepercayaan kepada Pedri. Apalagi, dalam beberapa laga dia tampak menunjukkan kerja sama apik dengan Lionel Messi, bintang utama Barcelona.
Kamis kemarin bisa dianggap sebagai penampilan terbaik Pedri bersama Barcelona. Dia mencetak satu gol plus satu assist untuk membawa timnya meraih kemenangan 3-2 atas Athletic Bilbao.
Penampilannya membuat suporter Barcelona tersenyum. Kolaborasinya dengan Lionel Messi dinilai telah mengembalikan permainan tiki taka Barcelona yang dianggap hilang dengan hengkangnya dua gelandang legendaris mereka, Andres Iniesta dan Xavi Hernandez.
Kemenangan itu juga membuat Barcelona mulai mendaki klasemen Liga Spanyol. Mereka kini berada di posisi ketiga klasemen dengan perolehan 31 angka dari 17 laga, terpaut tujuh angka dari Atletico Madrid yang berada di puncak dan baru melakoni 15 laga.
FOOTBALL ESPANA| MUNDO DEPORTIVO