Analisis Final Liga Champions: 4 Faktor Penentu Kemenangan Chelsea atas Man City
Reporter
Terjemahan
Editor
Nurdin Saleh
Minggu, 30 Mei 2021 10:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Chelsea berhasil merebut gelar juara Liga Champions keduanya setelah mengalahkan Manchester City dengan skor 1-0 dalam final di Porto, Portugal, Ahad dinihari, 30 Mei 2021. Gol tunggal dalam partai puncak itu dicetak Kai Havertz di babak pertama.
Apa yang terjadi dalam pertandingan final itu? Kenapa Chelsea bisa menang dan apa yang jadi kelemahan Man City? Laman UEFA menampilkan analisisnya, dengan mengutip pendapat dua jurnalis yang biasa meliput kedua klub itu.
Inilah ringkasannya:
Faktor yang Membuat Chelsea Unggul
1. Sangat kokoh di bagian belakang
Kiper Edouard Mendy kembali menorehkan catatan tak kebobolan (clean sheet) di turnamen ini, untuk kesembilan kalinya. Tapi, ia tak perlu bekerja keras dalam final ini. Ia hanya memiliki satu penyelamatan untuk dilakukan, berkat kokohnya pertahanan yang ada di depannya.
Dalam pertandingan itu ada blok luar biasa dari Antonio Rudiger dan Andreas Christensen. Nama terakhir dengan luar biasa mengisi posisi Thiago Silva yang cedera di babak pertama. Ketika kehilangan penguasaan bola, Chelsea sangat kompak. Hampir semua pemainnya ikut bertahan dan mampu mencegah Manchester City memainkan sepak bola efektif yang jadi ciri khasnya.
2. Sentuhan Pelatih Jerman
Diangkat pada Januari lalu, Thomas Tuchel telah mengubah Chelsea. Pelatih Jerman itu membuat mereka sulit dikalahkan.
Tuchel diuntungkan dengan "koneksi Jerman" yang ada di timnya. Ada Rudiger yang terbiasa bermain di musim dingin dan sangat membantu Cheslea dalam fase-fase bersalju. Juga ada Timo Werner dan Kai Havertz yang baru didatangkan.
Werner dan Havertz dinilai gagal langsung nyetel di tim. Tapi, di final ini peran mereka besar. Pergerakan mereka di babak pertama luar biasa, dan berkat salah satu pergerakan tajam itulah Havertz mendapatkan gol yang membuat mereka memenangi gelar.
Selanjutnya: 2 Faktor Penentu Kekalahan Man City
<!--more-->
Hal yang Membuat Manchester City Kalah
1. Perubahan Taktik yang Mahal
Pep Guardiola kembali dengan kebiasaannya yang gemar mengotak-atik taktik. Ia kebetulan diberkahi dengan deretan pemain yang merata di semua lini.
Pelatih Spanyol ini memilih menempatkan Raheem Sterling di starting line-up timnya. Pilihan itu membuat Man City tak diperkuat gelandang bertahan yang memadai.
Itu terbukti menjadi mahal. John Stones terseret keluar dari posisinya oleh Werner. Oleksandr Zinchenko juga gagal membendung aksi-aksi Havertz.
2. Kepergian De Bruyne Jadi Petaka
Man City memang jarang mengancam lawannya ketika Kevin De Bruyne masih berada di lapangan. Tapi, ketika gelandang Belgia itu cedera dan harus keluar dengan waktu tersisa setengah jam, maka itu menjadi pukulan besar, baik secara taktis atau psikologis.
Ketika ada De Bruyne, masih ada harapan untuk menembus pertahanan kokoh Chelsea dengan mengandalkan umpan-umpannya yang brilian. Ketika dia tak ada, tugas Manchester City kian sulit dan kondisi itu kemudian menjadi salah satu faktor yang membuat mereka berujung dengan kekalahan pada partai final Liga Champions itu.
UEFA
Baca Juga: NGolo Kante Jadi Pemain Terbaik Final Liga Champions