5 Tragedi Kelam Sepak Bola yang Menewaskan Suporter
Rabu, 26 Januari 2022 20:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tanpa suporter, pertandingan sepak bola akan terasa membosankan. Dapat dikatakan suporter adalah pemain ke-12 dalam klub sepak bola. Sebab, mereka berkontribusi memberikan semangat bagi para kesebelasan saat bertanding.
Para suporter rela mengorbankan apapun demi mendukung tim kesayangannya. Dalam kurun waktu 2x45 menit, banyak hal bisa saja terjadi. Ragam emosi hingga baku hantam, baik antar pemain atau antar suporter lawan kerap kali terjadi. Tak jarang memicu kerusuhan di dalam dan di luar stadion yang merenggut nyawa.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut lima tragedi kelam dalam pertandingan sepak bola yang menewaskan suporter:
1. Piala Afrika 2021, Kamerun
Baru-baru ini sebanyak enam orang suporter tewas dan puluhan orang lainnya terluka saat menyaksikan laga Kamerun vs Komoro di Piala Afrika 2021. Dikutip darI laporan CBC, insiden maut itu terjadi saat kelompok suporter mencoba merangsek masuk ke dalam stadion Stade Olembe, Yaounde pada Selasa, 25 Januari 2022.
Sementara di turnamen tersebut, panitia membatasi jumlah kehadiran suporter hingga 60 persen. Hal itu dilakukan guna membatasi penyebaran Covid-19. Konfederasi Sepak Bola Afrika akan menyelidiki lebih lanjut atas tragedi mengenaskan itu.
2. Ultras White Knights, Mesir 2015
Pada 2015, Mesir resmi menangguhkan liga sepak bolanya dan memerintahkan penyelidikan setelah setidaknya 40 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam penyerbuan dan bentrokan antara polisi dan pendukung klub sepak bola Zamalek di sebuah pertandingan di Kairo, Mesir.
Melansir Aljazeera, tragedi kekerasan itu meletus ketika polisi mencoba mendirikan barikade dan menembakkan gas air mata. Hal itu dilakukan guna membubarkan suporter yang mencoba memaksa masuk ke stadion milik ibu kota tersebut. Diketahui, Ultras White Knights adalah suporter Zamalek yang terkenal keras.
3. Tragedi Ellis Park, Johannesburg
Pada 11 April 2001, pertandingan sepak bola antara Chiefs dan Orlando Pirates berakhir dengan bencana tragis. Sebanyak 42 suporter yang dinyatakan tewas saat laga tersebut. Insiden ini menjadi kelam terburuk dalam sejarah sepak bola di Afrika Selatan.
Saat peristiwa itu terjadi, di dalam stadion terjadi kerusuhan sehingga mengakibatkan suporter melarikan diri keluar. Padahal, di luar stadion masih terdapat kerumunan suporter lainnya yang belum bisa masuk ke dalam. Akibatnya, petugas keamanan kewalahan dan justru melakukan tindakan yang membuat suasana menjadi lebih kacau.
4. Tragedi Maut Hillsborough
Pada 15 April 1989, semifinal Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest terhenti ketika 96 penggemar Liverpool tewas di Stadion Hillsborough. Dilansir dari CNN, bencana itu terjadi ketika beberapa suporter Liverpool mulai berjalan menuju tribun Leppings Lane.
Dalam upaya untuk mengendalikan kerumunan berlebihan, Kepala Inspektur David Duckenfield, komandan polisi yang bertanggung jawab atas permainan pada saat itu memerintahkan gerbang keluar C untuk dibuka. Sayangnya, keputusannya ini justru mengakibatkan kerumunan di tribun Lane, sehingga menewaskan suporter di sana.
5. Bencana Stadion Heysel, Belgia
Final Piala Eropa 1985 menjadi kenangan pahit bagi suporter sepak bola Inggris dan Italia. Pasalnya, pertandingan yang mempertarungkan antara Liverpool dan Juventus itu terjadi kerusuhan dan mengakibatkan korban jiwa. Melansir Sportskeeda, 39 suporter Juventus meninggal sementara 600 orang lainnya terluka.
Sebelum pertandingan dimulai, fans Liverpool sudah melempari suporter Juventus. Akibatnya, penggemar Juventus melarikan diri sementara yang lain mundur ke dinding beton. Sayangnya, dinding beton tersebut runtuh dan menimpa suporter. Bencana itu mengakibatkan semua klub Inggris dilarang bermain di Eropa untuk jangka waktu lima tahun.
HARIS SETYAWAN
Baca juga: Tragedi Piala Afrika 2021, 6 Penonton Tewas Pada Laga Kamerun Vs Comoros