Roman Abramovich, Chelsea, dan Oligarki Rusia
Reporter
Non Koresponden
Editor
Endri Kurniawati
Rabu, 16 Maret 2022 15:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kesuksesan Chelsea dalam dua dekade terakhir ini tak lepas dari sosok Roman Abramovich. Abramovich yang membeli Chelsea pada 2003, membawa banyak perubahan bagi klub asal London itu. Bahkan, Chelsea berhasil mendobrak kekuatan tradisional sepak bola Inggris, seperti Liverpool dan Manchester United, setelah kedatangan Abramovich.
Siapa Roman Abramovich? Bloomberg menyebut Abramovich adalah seorang Rusia pemilik perusahaan investasi Millhouse Capital. Lelaki kelahiran 24 Oktober 1966 di Saratov, Uni Soviet itu juga disebut sebagai salah seorang dari oligarki Rusia.
Ayahnya keturunan Yahudi, sedangkan ibunya keturunan Rusia. Namun, Abramovich yatim piatu. Ibunya meninggal karena penyakit bakteremia dan ayahnya meningal dalam kecelakaan di proyek bangunan. Abramovich dibesarkan oleh paman dan neneknya.
Abramovich bersekolah di Institut Industri di Ukhta dan sempat menempuh studi sebentar di Institut Auto Transport di Moskow. Pada masa sekolahnya, Abramovich memutuskan mengambil cuti untuk berfokus pada bisnis. Meski begitu, ia mendapatkan gelarnya dari Akademi Hukum Moskow.
Menurut laporan Forbes pada 2006, total kekayaan bersih yang dimiliki oleh Abramovich sebesar US$ 18,2 miliar dan menurut rilis majalah Finance pada 2007, kekayaan Abramovich mencapai US$ 21 miliar.
Saat komunisme jatuh…
Kesuksesan bisnis Abramovich diawali dari kepiawainnya membaca situasi ketika jatuhnya komunisme. Saat komunisme jatuh, Abramovich membeli saham-saham industri yang baru diprivatisasikan dan ia menjadi pemegang saham terbesar Sibneft. Selain Sibneft, ia menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan minyak, produsen alumunium, dan berbagai perusahaan lainnya.
Melebarkan sayap bisnisnya ke dunia sepak bola, pada 2003 Abramovich membeli Chelsea FC dari Ken Bates dan mengubah Chelsea menjadi klub yang menakutkan di Tanah Inggris.
Sayang, invasi Rusia ke Ukraina membuat usaha Abramovich membesarkan Chelsea menjadi sia-sia karena segala asetnya dibekukan. Efeknya sampai juga kepada Chelsea.
Pembekuan aset oleh pemerintah Inggis dilakukan karena Abramovich dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kedekatan ini terlihat ketika Putin menunjuk Abramovich untuk menjadi Gubernur Chukotka sejak 2000 hingga 2008. Selain itu, Abramovich disebut-sebut sebagai salah satu pendukung Putin ketika maju sebagai Presiden Rusia.
Baca juga: Mau Ganti Juragan, Ini Sejarah Berdirinya Chelsea
EIBEN HEIZIER