Takut Disanksi FIFA, 7 Negara Ini Batal Memakai Ban Kapten Pelangi di Piala Dunia 2022

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Selasa, 22 November 2022 15:25 WIB

Pemain Belanda Virgil van Dijk berduel dengan pemain Senegal Boulaye. Stadion Al Thumama, Doha, Qatar, 21 November 2022. REUTERS/Matthew Childs

TEMPO.CO, Jakarta - Tujuh negara peserta Piala Dunia 2022 Qatar akhirnya batal memakai ban kapten pelangi yang menunjukkan solidaritas kelompok minoritas LGBT. Alasannya, mereka menghindari sanksi dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Pengumuman keputusan itu disampaikan melalui pernyataan bersama pada Senin, 21 November 2022.

"Sebagai federasi nasional, kami tidak bisa membiarkan pemain berada dalam posisi yang dapat dikenai sanksi keolahragaan, termasuk kartu kuning. Jadi kami meminta para kapten tidak berusaha memakai ban kapten itu di pertandingan Piala Dunia FIFA," tulis pernyataan bersama ketujuh federasi dikutip dari Faw.cymru.

Tujuh negara yang sebelumnya berniat memakai ban kapten pelangi di Piala Dunia 2022 antara lain Inggris, Wales, Belgia, Jerman, Belanda, Denmark, dan Swiss. Ban kapten pelangi atau OneLove ini dianggap sebagai bentuk protes melawan diskriminasi terhadap komunitas LGBT. Di sisi lain, dukungan terhadap kelompok minoritas LGBT dilarang keras di Qatar secara hukum.

Atas dasar itulah FIFA memperingatkan penggunaan ban kapten di luar yang disediakan otoritas sepak bola itu bisa dikenakan sanksi. Ancaman sanksi berupa denda, kartu kuning, bahkan diusir keluar dari lapangan. Sebagai pengganti ban kapten yang dilarang itu, FIFA telah menyediakan ban kapten bertuliskan “No Discrimination” yang akan dipakai semua kapten peserta Piala Dunia 2022 selama putaran pertama penyisihan grup.

Melalui pernyataan bersama, Kelompok Kerja Hak Asasi Manusia UEFA untuk Piala Dunia 2022 sangat keberatan dan kecewa akan keputusan FIFA tersebut. Kalau saja hanya diberikan sanksi denda, tujuh negara tersebut tetap memakai ban kapten pelangi. “Namun, kami tidak dapat menempatkan pemain kami dalam situasi di mana mereka dapat dipesan atau bahkan dipaksa untuk meninggalkan lapangan permainan. Kami sangat kecewa dengan keputusan FIFA,” tulis pernyataan itu.

Advertising
Advertising

Kapten Belanda, Virgil van Dijk, nyatanya juga tidak mengenakan ban kapten pelangi LGBT saat timnya menghadapi Senegal pada Senin, 21 November 2022. Padahal sebelum adanya sanksi kartu kuning, dirinya bertekad tetap memakai ban kapten tersebut. “Tidak ada yang berubah dari sudut pandang kami. Jika saya akan mendapat kartu kuning karena mengenakannya maka kami harus mendiskusikannya,” ujarnya dikutip dari Egypt Independent.

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Hugo Lloris Menolak Pakai Ban Kapten Warna Pelangi di Piala Dunia 2022

Berita terkait

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

9 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

3 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

3 hari lalu

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

Pejabat Arab dan Muslim di Riyadh mendesak masyarakat internasional untuk menjatuhkan "sanksi efektif" terhadap Israel atas kejahatan perangnya.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Liverpool Kalah di Kandang Everton, Virgil Van Dijk Minta Timnya Akhiri Musim dengan Benar

8 hari lalu

Liverpool Kalah di Kandang Everton, Virgil Van Dijk Minta Timnya Akhiri Musim dengan Benar

Kapten Liverpool Virgil van Dijk mendesak para pemain untuk segera bangkit setelah kekalahan Derby Merseyside melawan Everton.

Baca Selengkapnya

Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

8 hari lalu

Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

DK PWI telah memutuskan memberikan sanksi dan tindakan organisatoris terhadap Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun dan tiga pengurus PWI lainnya.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

8 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

AS Jatuhkan Sanksi kepada Batalion Netzah Yehuda, Apa Tuduhannya?

10 hari lalu

AS Jatuhkan Sanksi kepada Batalion Netzah Yehuda, Apa Tuduhannya?

Amerika Serikat akan menjatuhkan sanksi terhadap batalion Netzah Yehuda Israel atas perlakuan mereka terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Partai Buruh Israel Desak Pembubaran Batalion IDF dengan Sejarah Pelanggaran HAM

10 hari lalu

Pemimpin Partai Buruh Israel Desak Pembubaran Batalion IDF dengan Sejarah Pelanggaran HAM

Pemimpin Partai Buruh Israel mengatakan batalion Netzah Yehuda dalam Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membunuh warga Palestina "tanpa alasan yang jelas".

Baca Selengkapnya