Profil Rudy Keltjes Legenda Sepakbola Indonesia yang Meninggal di Usia 74 Tahun
Reporter
Ananda Ridho Sulistya
Editor
Hisyam Luthfiana
Rabu, 30 Oktober 2024 16:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Legenda sepak bola Indonesia dan mantan pemain Persebaya Surabaya, Rudy William Keltjes meninggal dunia di Surabaya pada sekitar pukul 12.30 WIB, Rabu, 23 Oktober 2024. Informasi meninggalnya mantan pemain Timnas Indonesia pada era 1979 dan 1983 itu dibenarkan oleh staf Gresik United yang saat ini tim tersebut dinakhodai oleh anak Rudy Keltjes, Stefan Keltjes.
"Ibu CEO turut berdukacita sedalam-dalamnya atas meninggalnya ayahanda coach Stefan, beliau menginstruksikan seluruh jajaran manajemen beserta pemain dan staf pelatih untuk takziah ke rumah duka. Kami memberikan coach Stefan waktu berduka se-flexibel mungkin," ucap Media Officer Gresik United Iksan seperti dilansir dari Antara di Surabaya, Rabu, 23 Oktober 2024.
Selain itu, Persebaya Surabaya juga ikut mengucapkan rasa dukanya terhadap mantan pemain dan pelatihnya tersebut. "Selamat Jalan Om Rudy William Keltjes. Semasa hidup, mendiang merupakan tokoh besar sepak bola Surabaya bahkan Indonesia. Pernah menjadi pemain maupun pelatih Persebaya dan Niac Mitra. Catur Pamungkas dan Rizky Dwi yang saat ini ada di skuad Persebaya, pernah dilatih Om Rudy di skuad Jatim di PON Papua 2021. Sugeng tindak Om Rudy, rest in peace," tulis akun resmi klub @officialpersebaya.
Sepak Terjang Rudy Keltjes
Rudy William Keltjes adalah pesepakbola yang lahir pada 12 Februari 1952 di Situbondo, Jawa Timur. Ia dikenal sebagai "Franz Beckenbauer asal Indonesia" karena penampilannya yang lugas di lapangan. Ia mulai meniti kariernya di klub lokal sebelum akhirnya bergabung dengan tim lokal Surabaya yakni Suryanaga.
Rudy memulai karier profesionalnya saat bergabung dengan Persebaya Surabaya yang saat itu bermain di Liga Perserikatan. Bersama Persebaya, Rudy meraih trofi juara Perserikatan 1977 sekaligus menjadi pemain terbaik. Pada laga final di Stadion Gelora Bung Karno, Rudy mencetak gol penentu kemenangan Bajol Ijo atas Persija Jakarta.
Sebagai gelandang bertahan, Rudy dikenal memiliki visi permainan yang baik, kemampuan mengolah bola, dan ketahanan fisik yang memadai. Selama waktu di klub, ia berhasil menarik perhatian pelatih dan penggemar dengan penampilan konsisten, sering kali menjadi pemain kunci dalam pertandingan penting.
Setelah berhasil membawa Bajul Ijo juara, Rudy udy diangkat menjadi karyawan Dolog (saat ini Bulog) Jawa Timur. Namun, sebelumnya Rudy menerima tawaran Niac Mitra yang tengah berkiprah di kompetisi Galatama pada 1979.
Bersama Niac Mitra, nama Rudy Keltjes kian menonjol dengan raihan dua trofi juara Galatama pada musim 1980-1982 dan 1982-1983. Sebelumnya, di level internasional, Niac Mitra juga meraih gelar pada turnamen bergengsi Aga Khan di Bangladesh pada 1979.
Keberhasilan Rudy, membawanya mendapatkan kesempatan untuk memperkuat Tim Nasional Indonesia saat SEA Games pada 1979 dan 1983. Debutnya di timnas menandai langkah besar dalam kariernya, di mana ia berkontribusi dalam berbagai turnamen internasional.
Setelah pensiun jadi pemain, Rudy lantas menapaki karier sebagai seorang pelatih. Dia pernah menangani sejumlah tim seperti Persebaya, Persipura hingga PSM Makassar. Di Persebaya, ia diberi kesempatan dua kali melatih tim tersebut pada Kompetisi Liga Bank Mandiri VII musim 2000/01 dan di sepuluh pertandingan sisa Indonesia Super League musim 2009/2010.
Di Liga Bank Mandiri VII, Rudy ditunjuk oleh Karwoto Sumoprawiro, manajer Persebaya Surabaya ketika itu, untuk memimpin Bejo Sugiantoro dkk. Namun tim tersebut harus kalah di semifinal melawan Persija Jakarta dengan skor 2-1. Saat ia kembali melatih Persebaya di sisa laga ISL 2009/2010, ia tak mampu mendongkrak performa Bajul Ijo dan harus terjerembab di posisi 17 klasemen akhir.
Tidak hanya itu, Rudy juga pernah melatih Timnas Indonesia U-22 pada 2014. Salah satu momen penting dalam karier kepelatihannya adalah ketika ia menolak tawaran untuk melatih Timnas senior pada 2016, meskipun dinilai sukses membina Timnas U-22.
ANANDA RIDHO SULISTYA | ANTARA | SEJARAH PERSEBAYA.COM
Pilihan Editor: Mantan Asisten Pelatih Timnas Indonesia, Edy Paryono, Berpulang