TEMPO Interaktif, Jakarta - The Jakmania, kelompok suporter Persija Jakarta, kembali berdemonstrasi di depan kantor Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (29/4). Dalam aksinya kali ini, The Jak membawa tikus, sangkar burung, tiruan cek pelawat besar bergambar kera, serta spanduk besar bertuliskan 'Revolusi PSSI sekarang juga'.
Ketua Harian The Jak, Larico Ranggamone, menyatakan pemberian tikus ini merupakan lambang bahwa PSSI merupakan kumpulan tikus-tikus yang suka melakukan korupsi. “Itu juga lambang bahwa pengurus PSSI pengecut karena tidak pernah menemui kami saat melakukan demo,” kata dia.
Ini merupakan ketiga kalinya The Jak menggelar demo di depan kantor PSSI. Aksi pertama dilakukan 8 April lalu sedang aksi kedua pada 25 April. Tuntutan The Jak juga masih sama, yaitu menuntut adanya revolusi di tubuh PSSI dengan ditandai turunnya Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, dan kroni-kroninya dari kepengurusan PSSI.
Dalam orasinya, dirigen The Jak, Albert Sorisa, mengatakan selama ini masyarakat sudah melihat kebobrokan PSSI. Namun mereka hanya diam. “Oleh karena itu inilah saatnya memberontak,” kata dia.
Sekretaris Umum The Jak, Richard Ahmad, juga meneriakkan pengurus PSSI suka mengambil uang rakyat. “Kemarin Persija baru didenda Rp 250 juta. PSSI memang tak pernah berhenti mengambil uang rakyat. Kemarin juga Hamka Yandu memberi kesaksian memberi uang kepada Nurdin Halid Rp 500 juta, kita tahu bahwa Hamka Yandu merupakan bendahara PSSI waktu itu. Itulah sebabnya kita membawa tikus untuk PSSI,” kata dia.
Puluhan peserta aksi ini membawa beberapa poster bertuliskan “Komite Eksekutif Adalah Kumpulan Mafia”, “PSSI Tempat Melacur Diri”, dan “Turunkan Nurdin Halid”. The Jak berjanji akan kembali melakukan aksi sampai Nurdin Halid dan pengurus PSSI lainnya mengundurkan diri.
Sebelumnya, Ketua PSSI Nurdin Halid membantah dirinya menerima uang hasil cek pelawat pascapemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004 seperti yang disebutkan terdakwa Hamka Yamdhu. Ia juga meminta pihak yang menuding ada mafia dalam sepak bola Indonesia untuk membuktikan hal tersebut dan melaporkannya ke PSSI.
ARIS M