Ketegangan ini terjadi ketika para pendukung kesebelasan Persebaya Surabaya ini bergerombol di area Stasiun Kediri. Lokasi ini dijadikan tempat konsentrasi bonek yang datang menggunakan kereta api Rapih Doho jurusan Surabaya – Malang. Begitu turun dari kereta api, mereka langsung bergabung dengan temannya yang tiba terlebih dulu dengan sepeda motor.
Puluhan bonek ini marah ketika petugas Kepolisian Resor Kediri Kota yang dipimpin Kepala Satuan Sabara Ajun Komisaris Polisi Bambang Sugianto mengusir mereka. Polisi meminta mereka meninggalkan stasiun dan berkumpul di halaman Mapolresta untuk menghindari keributan dengan Persikmania. “Kami bukan kriminal, kenapa ditangkap,” teriak Yusuf, koordinator bonek, Kamis (5/8).
Kepada polisi dia mengatakan jika kedatangannya di Kediri bukan untuk membuat keonaran. Hal itu ditunjukkan dengan kesediaannya melepas semua atribut bonek yang dipakai anggotanya.
Setelah terjadi adu mulut dengan petugas, polisi akhirnya memberikan kesempatan mereka untuk berkumpul di tempat itu. Dengan syarat seluruh atribut bonek disita polisi dan dilarang berkeliaran di jalan. “Jika ada yang berbuat onar, saya sikat,” kata Bambang Sugianto yang bertugas mengawasi mereka.
Selain di stasiun Kediri, konsentrasi bonek ini juga terlihat di Monumen Simpang Lima Gumul dan Stadion Brawijaya. Mereka bermaksud membatalkan pertandingan Persik – Persebaya dengan menyegel Stadion Brawijaya. “Kami baru akan pergi dari Kediri setelah pertandingan itu gagal,” kata Yusuf yang disambut teriakan bonek.
Ketua Forum Komunikasi Suporter Persik Hendri Ego mengatakan kedatangan bonek ini sama sekali di luar tanggung jawab Yayasan Suporter Persebaya (YSP). Sebab hingga tadi malam YSP menegaskan tidak memerintahkan keberangkatan bonek ke Kediri. “Ini rombongan liar,” kata Ego.
Dia juga menyesalkan kedatangan bonek yang tetap memakai atribut hijau. Sebab seharusnya mereka tetap mematuhi sanksi yang dijatuhkan PSSI untuk tidak mengenakan atribut di seluruh Indonesia. “Kalau ada apa-apa dengan mereka, kami tidak bertanggungjawab,” tegas Ego saat memantau kedatangan bonek di Stasiun Kediri.
HARI TRI WASONO