TEMPO Interaktif, Kediri - Sekretaris Umum Persik Kediri Barnadi menyatakan sikap 14 klub, yang memboikot pelaksanaan kompetisi sebagai wujud protes terhadap kebijakan PSSI, akan membuka peluang bagi klubnya ikut berlaga dalam kompetisi tertinggi PSSI, yakni Liga Prima Indonesia. Itu sebabnya Barnadi mendukung protes tersebut.

Barnadi mengatakan kekecewaan 14 klub terhadap keputusan PSSI yang menambah enam klub untuk ikut dalam kompetisi patut diterima. Keenam klub itu adalah Persema Malang, Persibo Bojonegoro, PSM Makassar, Persebaya Surabaya (versi Saleh Ismail Mikadar), PSMS Medan, dan Bontang FC. Adapun klub yang telah menyatakan memboikot kompetisi PSSI antara lain Persebaya (versi Wisnu Wardhana), Persipura Jayapura, Persisam, Persiwa, PSPS, Deltras, Persidafon, Pelita Jaya, Persiba Balikpapan, Persela, Sriwijaya FC, dan Mitra Kukar.

Menurut Barnadi, penambahan peserta liga menyalahi statuta PSSI dan memicu kekisruhan antarklub. "Dari dulu kami menolak penambahan, terutama Persibo Bojonegoro dan Persema Malang," kata Barnadi kepada Tempo, Selasa, 18 Oktober 2011.

Namun diakui Barnadi sikap keras 14 klub tersebut akan memperumit keadaan. Apalagi jika ada kompetisi tandingan dan Kongres Luar Biasa PSSI. Di balik kekisruhan tersebut, Barnadi justru melihat adanya peluang bagi Persik untuk ikut dalam kompetisi menggantikan salah satu di antara 14 klub yang mengundurkan diri. ”Persik siap menggantikan posisi mereka. Setiap peluang harus kami tangkap," ujarnya.

Ihwal kondisi Persik yang saat ini compang-camping setelah keluarnya pelatih Jaya Hartono dan sejumlah pemain, Barnadi yang juga Ketua Pengcab PSSI Kota Kediri ini siap membenahi klubnya. Barnadi bahkan optimistis akan banyak pemain dan pelatih yang mendaftar jika Persik membuka rekrutmen. Saat ini saja sudah ada dua nama pelatih yang melamar, yakni Suharno dan Subangkit.

HARI TRI WASONO