TEMPO Interaktif, Manchester - Sir Alex Ferguson tak mampu menyembunyikan kegembiraannya. Alih-alih memilih lengser dari Manchester United, gairah kakek yang akan merayakan miladnya ke-70 bulan depan itu tetap meletup memimpin tim para bintang tersebut.
The Scot pantas bungah. Alasannya sederhana: pekan ini kariernya telah menginjak tahun ke-25 di Old Trafford. Dia menganggap masa baktinya yang telah mencapai seperempat abad di Teater Impian itu sebagai sebuah "dongeng".
Fergie menganggap kesuksesannya selama ini terbantu oleh adanya para bintang lapangan hijau. Ia mengingat masa-masa indah ketika masih ditemani pemain-pemain seperti Bryan Robson, Mark Hughes, dan Eric Cantona. "Saya beruntung bisa mendapatkan pemain terbaik. Ini luar biasa. Anda bisa lihat pada daftar pemain ketika saya datang seperti Robson, Norman Whiteside," ujar dia.
Wayne Rooney, salah satu anak didik Fergie, mengakui kehebatan gurunya. Ujung tombak tim nasional Inggris itu bahkan berani menyebut mentornya sebagai "suhu guru motivator". Menurut dia, tidak ada yang bisa menyamai atau bahkan melampaui pencapaian pria asal Skotlandia itu. "Bagi saya, ia seorang manajer besar dan pria luar biasa. Dia menjadi alasan utama saya bermain di MU dan alasan besar saya bertahan," ujar Rooney, mengenang masa saat pertama kali bergabung dengan MU pada Agustus 2004.
Pujian kepada Fergie juga tak lupa diberikan oleh David Beckham. Loyalitas kepada pekerjaan, menurut dia, yang menjadi kunci sukses mantan pelatih Aberdeen tersebut. "Ini memperlihatkan banyak tentang United sebagai sebuah klub dan seorang manajer," tutur Becks.
Beckham menghabiskan satu dekade bermain buat MU sebelum Real Madrid menampungnya. Meski hubungannya dengan Fergie sempat memanas setelah insiden tendangan sepatu, mantan gelandang Inggris itu tetap menganggap mantan pelatihnya tersebut sebagai figur yang membuatnya sukses seperti saat ini. "Dia (Fergie) menjadi alasan utama yang membuat saya sukses. Ia memberi kami segalanya yang diperlukan untuk menjadi pemain," ujarnya.
