TEMPO Interaktif, Medan – Persisam Samarinda dipaksa menyerah di Stadion Teladan Medan pada lanjutan laga Liga Super Indonesia 2011/2012, Kamis 8 Desember 2011. Meski tampil dengan sejumlah pemain ternama seperti Cristian Gonzales, Ronald Fagundes, Yongki Aribowo, Eka Ramdani dan Fandi Mochtar, namun anak asuh Daniel Roekito gagal menampilkan permainan terbaiknya seperti saat menundukkan PSAP Sigli hari Minggu lalu.
Sejak peluit tanda pertandingan dimulai, kedua tim silih berganti menyerang. Tuan rumah PSMS Medan memainkan bola-bola pendek. Sebaliknya Persisam memainkan umpan-umpan jauh menuju satu pemain yakni Cristian ‘El loco’ Gonzales. Memasuki menit ke-31, satu peluang diperoleh Gonzales dari lapangan tengah. Bola yang diumpan Fandi gagal dikonversi Gonzales menjadi gol karena tendangan kaki kirinya berhasil dibendung kiper PSMS Markus Horison.
PSMS kemudian mencoba bermain dengan tempo lamban. Pola ini ternyata berhasil mempengaruhi gaya bermain Persisam yang terkenal cepat. Rupanya pelatih kepala PSMS, Raja Isa bin Ras, membaca psikologi anak-anak Daniel Roekito. Duet Gonzales dan Fagundes yang biasa bermain cepat dan padu, terpengaruh gaya main PSMS yang sengaja bermain lamban.
Taktik PSMS itu berhasil. Pada menit ke-45 lewat gerakan lincah pemain tengah PSMS asal Korea Selatan In-Kyun OH memberi umpan kepada Zulkarnain. Muhammad Robbi, bek Persisam terlambat menutup gerakan Zulkarnain. Bola pun bersarang mulus di jala gawang Usman Pribadi, kiper Persisam. Gol Zulkarnain menutup babak pertama.
Di babak kedua, PSMS yang sudah unggul satu gol tampil menyerang. Tercatat sembilan peluang milik ‘Ayam Kinantan‘ bisa berbuah gol jika saja PSMS memiliki striker dengan naluri pencetak gol. Umpan matang yang dialirkan kepada Ikpefua Osas Marvelous Saha gagal berbuah jadi gol.
Pertahanan Persisam yang dikoordinir Muhammad Robbi dan Djayusman harus berjuang keras memperlambat gerak Saha. Akibatnya tiga kartu kuning diberikan wasit Iwan untuk pemain Persisam Eka Ramdani, Djayusman dan pemain pengganti Akbar Rasid yakni Fajar Legian. Hingga peluit panjang berbunyi, skor tak berubah tetap 1-0 untuk kemenangan PSMS.
Asisten pelatih Persisam, Hendri Susilo, usai pertandingan mengatakan, Gonzales, Fagundes dan anak asuhnya yang lain kehilangan semangat bermain di Stadion Teladan. “Karena kondisi stadion tidak seperti yang diharapkan. Kekalahan Persisam lebih karena lapangan yang buruk,“ katanya berkilah.
Sebaliknya Raja Isa bin Ras memuji gaya bermain PSMS. “Saya perintahkan anak-anak bermain dengan tempo lamban di babak pertama. Jika saat temu pers sebelum pertandingan saya katakan PSMS akan bermain pressing football, itu hanya strategi saja. Kami mainkan tempo lamban untuk merusak naluri mencetak gol yang dimiliki Gonzales. Terbukti strategi itu jitu. Dibabak kedua, anak-anak sudah makin percaya diri,” kata Raja Isa.
Isa juga menolak pernyataan Hendri Susilo yang menyebut kekalahan Persisam akibat kondisi stadion jelek. “Hari Minggu lalu Mitra Kukar juga bermain di lapangan yang sama tapi mereka berhasil menahan PSMS 1-1.”
SAHAT SIMATUPANG