Pesepakbola Persisam Samarinda Jerry Boima Karpeh (kanan), berhasil meloloskan diri dari penjagaaan dua pesepakbola Persegras Gresik, Rudianto (tengah) dan Anang Makruf (kiri) pada pertandingan Liga Super Indonesia (LSI) 2011/2012 di Stadion Petrokimia Gresik, Kamis (26/1). TEMPO/Prasetyo
TEMPO.CO,Gresik - Persegres Gresik terhindar dari kekalahan memalukan dari Persisam Samarinda setelah bermain imbang 1-1 dalam lanjutan kompetisi Liga Super Indonesia (LPI) di Stadion Tri Dharma, Gresik, Kamis, 26 Januari 2012.
Tim tuan rumah ketinggalan lebih dulu pada menit ke-20 lewat gol Jerry Boima. Gol Jerry berawal dari umpan silang Yongky Aribowo dari sektor kiri pertahanan Persegres. Christian Gonzales menyambut umpan tersebut dengan tendangan kerasnya, namun bola menerpa mistar gawang yang dijaga Hery Prasetyo. Pantulan bola mengarah ke Jerry yang tak menyia-nyiakan peluang.
Tertinggal satu gol Persegres berupaya keras untuk membalas. Namun minimnya peluang membuat usaha tim berjuluk Laskar Joko Samudro itu sia-sia. Mereka tercetat hanya memiliki dua kali peluang, masing-masing melalui kaki Uston Nawawi dan Gaston Castano.
Di babak kedua situasinya tak banyak berubah. Persegres tetap tak mampu menembus rapatnya lini pertahanan Persisam yang lebih banyak bertahan. Apalagi pertandingan sering terhenti lantaran para pemain Persisam mengalami kram. Namun upaya Persegres membuahkan hasil di menit ke-80 ketika pemain belakang Rudianto membobol gawang Agung Prasetyo lewat tandukan kepalanya.
Asisten pelatih Persisam Hendri Susilo mengaku kecewa dengan penampilan anak-anak asuhnya. Menurut dia, permainan Gonzales dan kawan-kawan di bawah form serta banyak melakukan kesalahan elementer. Organisasi permainan, kata Hendri, juga tidak maksimal sehingga taktik yang diterapkan pelatih Daniel Roekito tidak berjalan. "Ini hasil maksimal," kata Hendri.
Dia juga mengeluhkan seringnya pemain Persisam mengalami kram otot di babak kedua. Sebab, menurut Hendri, masa istirahan anak-anak asuhnya sudah lumayan lama. "Masak jaman kayak gini masih ada pemain kram. Ini pekerjaan rumah buat pelatih fisik kami," ujar bekas striker tim nasional di era 90-an ini.
Adapun pelatih Persegres Freddy Mully menilai gol yang bersarang ke gawangnya akibat kelengahan pemain. Alasannya, kata Freddy, pemain hanya melihat bola dan tak memperhatikan pergerakan pemain lawan. "Sehingga ketika ada bola rebound mereka tidak reflek untuk menghalau," ujar Freddy.
Meski sering ditekan lawan, namun Freddy mengatakan bahwa peluang untuk meraih kemenangan ada jika saja Gaston Castano yang dipasang sebagai striker dapat memaksimalkan tiga peluang yang dimiliki. "Sayang dia tergesa-gesa," kata Freddy.