TEMPO.CO, Purwakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tetap menolak permintaan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) yang akan mengupayakan agar pemain Liga Super Indonesia (LSI) bisa bermain di tim nasional.
"Dengan cara apa KPSI bisa bawa pemain LSI bermain di timnas?” tanya koordinator tim nasional PSSI, Bob Hippy, di Purwakarta, Senin, 20 Februari 2012. Menurut dia, aturan sudah jelas-jelas menyatakan mereka tidak bisa masuk timnas. “Bukan kami yang membuat, tapi itu ada di statuta Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA)," ujar Bob.
Dengan ilegalnya status LSI, kata Bob, secara otomatis para pemain yang berlaga di klub-klub yang berkompetisi di LSI turut menjadi ilegal untuk memperkuat timnas. "Selama belum jelas status LSI, para pemain yang bermain di sana juga tidak bisa main di timnas,” kata Bob.
Ketua KPSI Tony Apriliani menyatakan akan mengupayakan pemain yang bermain di kompetisi LSI bisa kembali masuk timnas. "Semua pemain mempunyai kesempatan yang sama untuk memperkuat timnas. Menpora juga mendukung. Jadi kami akan mengupayakannya," kata Tony di Jakarta, Senin, 20 Februari 2012.
Saat ini PSSI hanya memanggil pemain-pemain yang tampil di kompetisi Liga Prima Indonesia (LPI) untuk memperkuat timnas, baik timnas U-21, U-23, maupun timnas senior. Timnas U-21 tengah dipersiapkan untuk bermain di turnamen Piala Hassanal Bolkiah di Brunei Darussalam, 27 Februari-5 Maret 2012. Timnas U-23 dipersiapkan untuk melawan Bahrain pada 29 Februari dalam kompetisi terakhir Pra-Piala Dunia (PPD) 2014.
Menurut Tony, pemain LSI tetap harus mendapatkan kesempatan yang sama, seperti halnya pemain asing yang bermain di LSI, tapi diberikan kesempatan oleh negaranya untuk memperkuat timnas pada beberapa pertandingan internasional.
Dia mencontohkan Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) memanggil Safee Sali yang saat ini bermain di Pelita Jaya. “Berarti tetap bisa memperkuat timnas. Yang jelas tidak ada kata terlambat bagi PSSI untuk memanggil pemain LSI," ujar Tony.
