TEMPO.CO, Jakarta - Mantan pelatih tim nasional U-23 Rahmad Darmawan menyatakan penyebab kekalahan 10-0 dari Bahrain, Rabu malam, 29 Februari 2012, utamanya karena pelatih tidak punya kewenangan mutlak memilih pemain. Akibatnya, pemain yang diambil adalah pemain kurang berpengalaman dan pertama kali main di tim nasional.
"Kita harus jujur menilai ada pemain yang sebenarnya punya kualitas lebih, tapi mereka tidak bisa main," kata Rahmad kepada Tempo, Kamis 1 Maret 2012.
Dalam sejarah head to head Indonesia dengan Bahrain, kata Rahmad, tidak pernah Indonesia kalah lebih dari 3-0. Terakhir, Indonesia kalah 0-2 saat menjamu Bahrain di Jakarta prakualifikasi Piala Dunia 2014 tahun lalu. "Kekuatan tim Bahrain kemarin sama dengan ketika main di Jakarta," ujar pelatih yang kini menangani klub Pelita Jaya itu.
Sebelumnya Rahmad memutuskan mundur dari jabatannya sebagai pelatih tim nasional karena pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia tidak memberinya keleluasaan untuk memilih pemain tim nasional. Ketika itu PSSI melarangnya memilih pemain dari Liga Super Indonesia (LSI) dan hanya boleh mengambil pemain dari Indonesia Premier League (IPL).
Dengan kekalahan telak atas Bahrain, menurut Rahmad, seharusnya pengurus PSSI menyadari bahwa sepak bola tidak bisa diurusi dengan niat tidak memberikan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia. "Yang harusnya dikedepankan adalah kepentingan rakyat," katanya. Sebagai mantan pemain tim nasional, Rahmad mengaku sedih melihat kekalahan tragis itu.
Laga melawan Bahrain kemarin memang tidak lagi berpengaruh karena peluang Indonesia lolos kualifikasi telah tertutup setelah pada lima pertandingan sebelumnya di Grup E Zona Asia tim Merah Putih tidak bisa mencuri satu pun angka.