Mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti terpilih sebagai Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) di Jakarta, Minggu (18/3). ANTARA/Dhoni Setiawan
TEMPO.CO,Palembang - Suporter Sriwijaya FC kecewa terhadap kepengurusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) versi Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) yang dipimpin La Nyala Mataliti. Mereka menilai La Nyalla kurang kreatif dalam mengisi jeda musim kompetisi di Tanah Air.
Akibatnya, banyak pemain Liga Super Indonesia (LSI) yang memperkuat tim nasional PSSI versi Djohar Arifin Husin, seperti laga persahabatan melawan klub ternama dunia. “Kami amat kecewa. Musim jeda tidak diisi dengan hal-hal yang bisa menghibur. Semestinya berbuat seperti pihak lain (PSSI versi Djohar) yang berani mendatangkan klub besar,” kata Ketua Beladas Komisariat Simanis, Qusoy, Senin, 6 Agustus 2012.
Di lain pihak, suporter yang bernaung dalam wadah Bela Armada Sriwijaya (Beladas) juga prihatin atas sejumlah pemain Sriwijaya yang memperkuat timnas ketika menjamu Valencia. “Jangan heran ketika ada tawaran dari Pak Djohar Arifin, mereka langsung oke. Pemain itu bosan kalau tidak ada aktivitas. Sedangkan kami juga butuh tontonan yang menghibur,” ujar Qusoy.
Keberadaan Firman Utina dan Ponaryo Astaman yang berani memperkuat timnas, meskipun tanpa restu dari Sriwijaya FC, dinilai Qusoy sebagai bukti konkret betapa PSSI versi La Nyalla perlu mengoreksi diri. “Kami sangat kecewa tiga pemain Sriwijaya FC membangkang ke timnas Djohar,” kata Qusoy.
Ketua Beladas Komisariat SMS, Edi Ismail, yakin masa depan PSSI akan semakin suram seiring adanya pemain LSI yang turut bermain melawan Valencia. "Satu sisi, teman-teman pemain itu ingin merasakan atmosfer ketika menghadapi klub besar. Akan tetapi, ini justru memicu konflik yang lebih besar lagi," kata Edi.