Ingin Tunda Sanksi, Task Force Lobi Presiden FIFA
Editor
Martha Warta Silaban
Kamis, 13 Desember 2012 13:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Gugus Tugas (Task Force) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyatakan akan sekuat tenaga membantu Indonesia terhindar dari sanksi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah melobi langsung Presiden FIFA Sepp Blatter.
"Saya sudah berbicara langsung dengan Sepp Blatter beberapa waktu lalu. Selain itu, saya juga telah mengontak Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Zhang Jilong," kata Rita Subowo kepada Tempo, Kamis, 13 Desember 2012.
Dalam pembicaraan itu, kata Rita, Blatter mengatakan akan membantu Indonesia dengan memolorkan tenggat waktu penyelesaian konflik. Namun, menurut Blatter, hal itu masih harus dibicarakan dengan pejabat FIFA lainnya.
"Ia tidak bisa menggaransi itu akan terealisasi (penundaan sanksi). Ia hanya bilang, ia akan bantu. Pasalnya, Indonesia sudah dua kali dibantu. Takut nanti negara lain menjadi ribut," kata Rita.
FIFA sebelumnya memang memberi tenggat waktu penyelesaian kisruh Indonesia pada 10 Desember 2012. Soalnya, pada 14 Desember mendatang, Komite Eksekutif FIFA akan bersidang di Tokyo, Jepang. Pada rapat tersebut, FIFA menyatakan akan membahas kisruh di Indonesia, termasuk kemungkinan pemberian sanksi.
"Minimal, upaya yang kami lakukan sekarang adalah membuat Indonesia tidak dibicarakan pada rapat Komite Eksekutif FIFA di Tokyo nanti," kata Rita, yang merupakan mantan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) itu.
Adapun lobi yang dilakukan kepada Presiden AFC Zhang Jilong, Rita pun menjelaskan perkembangannya. Kata Rita, Zhang Jilong ingin datang langsung ke Indonesia dan membantu penyelesaian kisruh setelah rapat Komite Eksekutif FIFA di Tokyo, 14 Desember.
"Agar lebih fokus, Jilong pun ingin masalah Indonesia ditarik ke pembahasan konfederasi saja. Besok, hal itu akan dibahas di rapat Komite Eksekutif FIFA," kata Rita.
Tim Gugus Tugas merupakan bentukan Pelaksana tugas Menteri Pemuda dan Olahraga, Agung Laksono. Tim tersebut dibentuk setelah sengkarut antara Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) tidak kunjung usai.
Puncaknya, pada 10 Desember lalu, kedua kubu bersikukuh menggelar kongres masing-masing, meski di nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani di Kuala Lumpur pada Juni lalu, kedua pihak diminta untuk berkongres bersama.
ARIE FIRDAUS