TEMPO.CO, Manchester - Jauh sebelum Roberto Mancini ditendang dari kursi manajer Manchester City, nama Manuel Pellegrini sudah santer dikabarkan bakal hengkang ke Etihad Stadium. Manu tidak seperti Mancio yang terkadang toleran oleh ulah para pemainnya.
Mancio berkali-kali mengampuni tingkah Balotelli dan Tevez di City. Namun Manu Pellegrini tidak punya permakluman terhadap pemain-pemain yang ngeyel. Ketika melatih Villareal, pria Chile itu mengusir Juan Roman Riquelme. Lalu saat membesut Malaga, dia menendang keluar Antonia Diego Benitez "Apono". "Dalam tim saya para pemain harus menurut dengan saya--atau mereka keluar," kata Pellegrini kepada The Sun, Selasa, 14 Mei 2013.
Di musim pertamanya ketika melatih Real Madrid pada 2009, dia berhasil memberi rekor 99 poin selama semusim kendati gagal juara. Madrid di musim itu sebagian besar tidak diperkuat Cristiano Ronaldo yang cedera.
Mantan pemain Manchester United dan Malaga Ruud van Nistelrooy mengatakan Manu adalah pelatih yang bagus. "Pellegrini adalah satu pelatih terbaik di mana saya pernah bekerja di bawah asuhannya. Dia ahli strategi tapi tidak seperti Mancini," kata Nistelrooy kepada The Sun. "Dia selalu berbincang dengan skuatnya dan menawarkan banyak kesempatan untuk pemain muda. Itu adalah ciri kualitas pekerjaannya dan dia akan menjadi nilai tambah bagi Liga Primer Inggris."
Bek Real Madrid Sergio Ramos juga punya momen bagus dengan Pellegrini. "Musim kami bersamanya sangat positif. Kami tidak memenangkan gelar tapi kami mengembangkan permainan yang baik dan Pellegrini memperoleh segala hormat dari kami," kata Ramos. "Saya pikir dia akan menang di Inggris."
Sebelumnya sempat dikabarkan kalau Direktur Olahraga Manchester City Txixi Begiristain sudah melakukan pembicaraan dengan agen Pellegrini di Spanyol. Namun Pellegrini membantah kalau dirinya telah memulai pembicaraan dengan City. Pellegrini jadi kandidat kuat pengganti Mancini menyusul kesuksesannya membawa Malaga membuat sejarah. Malaga dibawa Pellegrini sampai perempat final Liga Champions praktis ketika klub sedang mengalami masalah finansial.
