TEMPO.CO, Barcelona - Presiden Barcelona, Sandro Rosell, rupanya belajar banyak dari Zlatan Ibrahimovich. Bintang asal Swedia itu datang dari Inter Milan pada 2009. Saat itu, Ibra --begitu ia disapa-- adalah bintang besar. Tapi kebesaraannya tak cukup untuk membuatnya bertahan di Barcelona.
Pertama, karena gaya bermainnya tak cocok dengan tiki-taka. Kedua, konfliknya dengan Pep Guardiola --pelatih Barca ketika itu. Terakhir, karena umpan dari lini tengah justru lebih banyak mengalir ke Lionel Messi. Padahal, Ibralah yang "secara resmi" menjadi striker.
Tak tahan, Ibra pun hengkang ke AC Milan musim berikutnya. Posisinya kemudian diisi David Villa. Villa adalah bintang Valencia. Ia punya nama besar di Spanyol. Tapi, seperti Ibra, nasibnya di Barcelona tak semengkilat seperti di klub sebelumnya.
Perannya mencetak gol justru lebih banyak dimainkan Lionel Messi. Kebesaran Messi membuat Ibra dan Villa tak bersinar di Camp Nou. Dari sini, Rosell belajar satu hal: tak mungkin memiliki dua matahari dalam satu klub.
Karena itu, sebelum mendatangkan Neymar dari Santos, ia berbicara empat mata dengan Leo --sapaan Messi. Rosell ingin memastikan Messi bersedia bekerjasama dengan Neymar, agar kisah Ibra dan Villa tak terulang.
Leo ternyata tak hanya menyanggupi, bahkan mendorongnya untuk segera mendatangkan Neymar. Ia senang karena kehadiran Neymar akan membuat bebannya di Barcelona sedikit berkurang. Selama ini, Barcelona memang terlalu bertumpu padanya.
"Dia sangat hebat," kata Messi tentang Neymar. "Bagi Barcelona, kehadirannya di sini akan menjadi tambahan yang sempurna."
Restu Messi telah di kantong. Tapi belum berarti urusan kelar. Rosell masih harus melobi Neymar. Bukan soal duit yang membuatnya pusing --ia harus merogoh 57 juta poundsterling untuk mendatangkan Neymar-- tapi kesediaan Neymar untuk sedikit mengalah dari Messi.
Tak banyak bintang yang bersedia main di bawah bayang-bayang bintang lain. Ia meminta Neymar tak menyodok kepemimpinan Messi di Barcelona dan saling bekerjasama, bukan bersaing menjadi yang paling dominan.
Sebagai anak baru, Neymar ternyata tau diri. Jawabannya membuat Rosell sumringah. "Saya ingin berkontribusi besar untuk Barcelona dan ingin membantu Messi menjadi pemain terbaik dunia seterusnya,” kata Neymar.
Rosell pun optimistis Neymar tak akan senasib dengan Ibra yang tersingkir karena kalah terang dengan Messi. Sebab Neymar tak akan menjadi matahari baru di Camp Nou. Mataharinya tetap Messi, Neymar adalah pewarisnya.