TEMPO.CO, London - Manajer Chelsea, Jose Mourinho, mengecam beberapa klub yang melanggar aturan Financial Fair Play dan menunggu penyelidikan atas pelanggarang tersebut. Manajer asal Portugal itu menyindir bahwa Manchester City, dengan cara "licik", telah melanggar aturan Financial Fair Play yang dikeluarkan oleh UEFA.
Chelsea, kata Mourinho, adalah klub yang mentaati peraturan Financial Fair Play dalam setiap bursa transfer pemain. Contohnya, pada bursa transfer musim dingin Januari 2014, Chelsea terpaksa melepas Juan Mata, Kevin de Bruyne, dan Michael Essien, untuk bisa membeli Mohamed Salah, Nemanja Matic.
Tapi, di lain pihak, pada pekan ini City mengumumkan kerugian tahunan mereka telah berkurang menjadi 50 juta pound sterling untuk musim lalu. Catatan itu didapat setelah mereka mendapat keuntungan bukan dari menjual pemain tapi dari hasil menjual 'hak citra pemain' perusahaan yang tak disebutkan namanya dengan nilai 24,5 juta pound sterling. Dan keuntungan 22,5 juta pound sterling hasil dari kepemilikan saham klub baru Major League Soccer, New York City FC.
Namun, untuk biaya transfer City telah menghabiskan uang lebih dari 90 juta pound sterling. "Cara UEFA mengontrol aturan ini sangat aneh. Ada klub yang mengikuti dengan benar Financial Fair Play, tapi ada juga yang melakukannya denga cara yang licik," kata Mourinho.
"(Tapi) saya tidak mengatakan itu klub mana. Itu bukan pekerjaan saya. Jika saya adalah seorang jurnalis sepak bola, itu akan menjadi hal yang menarik dilakukan."
"Ketika Financial Fair Play harus adil dan jujur. Bukan Financial Fair Play yang licik. Karena jika tidak, bukan Financial Fair Play namanya."
UEFA mengatur jika ada klub yang melanggar Financial Fair Play, maka klub tersebut bisa dihukum denda, pengurangan poin, atau bahkan mengusir mereka dari kompetisi Eropa. Dan ketika ditanya apakah City termasuk klub yang melanggar Financial Fair Play, Mourinho menjawa "Saya akan menunggu itu."