Muchlis Hadi (10), berselebrasi usai membobol gawang timnas Myanmar U-19 dalam pertandingan persahabatan di Stadion Utama Gelora BungKarno (GBK), Senayan, Jakarta Selatan (5/5). TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Myanmar U-19 harus puas bermain imbang 1-1 saat melawan timnas U-19 dalam laga uji coba di Stadion Gelora Bung Karno, Senin, 5 Mei 2014.
Meskipun skor berakhir imbang, kedua tim terlihat bermain terbuka dan bergantian saling menyerang. Usai laga, pelatih Myanmar Gerd Friedrich Horst memuji penampilan Evan Dimas dan kawan-kawan.
"Secara individu pemain Indonesia bagus," ucap Friedrich, seusai pertandingan. Menurut dia, pergerakan pemain tim Garuda Muda cepat dan cukup menyulitkan di sisi sayap.
Tak hanya itu, pelatih asal Jerman ini menyebutkan fisik para pemain Indonesia terlihat tangguh sepanjang pertandingan. Dibanding pemain Myanmar, anak asuh Indra Sjafri tidak takut berduel dan jarang tergeletak di lapangan usai kontak fisik. Hal sebaliknya terjadi pada pemain Myanmar yang tampak mudah jatuh usai terjadi kontak fisik.
Namun, Friedrich menyoroti penampilan Evan Dimas dan Maldini Pali yang dinilai amat berbahaya di lini tengah. Ke depan, ujar dia, kedua pemain berpotensi besar untuk terus berkembang. Myanmar pun harus kerja keras menempel ketat kedua pemain itu.
"Caranya kami bermain secara tim. Terus memberikan tekanan," ucap Friedrich. Metode ini cukup ampuh meredam serangan Timnas Indonesia U19. Sepanjang laga, Indonesia kesulitan menembus pertahanan Myanmar.
Lebih lanjut, menurut Friedrich, penampilan Indonesia relatif sama dengan tim nasional Jepang. "Perbedaannya pemain Jepang bermain lebih cepat, sedangkan Indonesia banyak memainkan bola," katanya.
Myanmar memang pernah menghadapi Jepang dalam pertandingan 10 April lalu. Pasukan Friedrich sukses menekuk Jepang dengan skor 1-0 pada laga yang berjalan di Yangon, Myanmar.