Manajer Liverpool Brendan Rodgers duduk di bangku sebelum pertandingan Liga Premier Inggris melawan Crystal Palace di Selhurst Park, London, 23 November 2014. REUTERS/Eddie Keogh
TEMPO.CO, Jakarta - Menjadi runner up Liga Premier musim lalu, langkah Liverpool kini justru terseok-seok. Dari 12 pertandingan, mereka baru mengoleksi 14 poin.
Rapor ini membuat The Reds --julukan Liverpool-- terlempar ke peringkat 12 klasemen. Ini adalah hasil terburuk mereka sejak musim 1992-1993.
Tak mengherankan jika para pendukung mereka mulai resah. Ahad malam tadi, setelah Liverpool ditekuk 1-3 oleh Crystal Palace, mereka pun bersuara. (Baca: Liverpool Dipermalukan Crystal Palace 3-1)
Mereka menuntut Brendan Rodgers dipecat dari kursi pelatih. "Satu-satunya pernyataan yang ingin saya dengar adalah #RodgersOut," kicau seorang suporter dalam akun twitternya.
Sedang pendukung Liverpool lain menulis: "Klopp Klopp Klopp Klopp Klopp Klopp Klopp Klopp Klopp Klopp Klopp Klopp Klopp #RodgersOut #RodgersOut
Rodgers mengatakan dirinya siap bertanggung jawab atas hasil buruk ini. "Karena sebagai pelatih semua tanggung jawab saya yang memikul," katanya. (Baca: Rodgers: Liverpool Kehilangan Kepercayaan Diri)
Rodgers mengatakan dirinya memiliki hubungan yang baik dengan pemilik klub, namun ia mengakui yang pertama dilihat manajemen adalah hasil.
Sehingga ia mengatakan dirinya siap menerima konsekuensi apapun yang akan diambil manajemen klub. "Saya tidak ingin bersikap arogan dengan mengatakan akan tetap melatih," katanya.