Praktek Ilmu Hitam di Piala Afrika, Benarkah Ada?

Reporter

Minggu, 8 Februari 2015 11:31 WIB

TEMPO/ Robin Ong

TEMPO.CO, Jakarta - Mulutnya berkomat-kamit, tangannya membakar sesuatu. Tingkahnya tak terlihat jelas, terhalang oleh kerumunan orang-orang di sekelilingnya, para suporter tuan rumah Piala Afrika 2015, tim nasional Guinea Equatorial, yang seperti melindunginya. Petugas keamanan yang tahu ulahnya hanya diam.


Pria itu melakukan ritualnya sebelum laga perempat final di Stadion Bata, akhir bulan lalu, yang lantas dimenangi Guinea Equatorial 2-1 lewat perpanjangan waktu. “Dia juga membakar tulang ayam sebelum pertandingan melawan Gabon,” kata seorang saksi mata. “Dan Guinea Equatorial menang 2-0.”

Inilah Piala Afrika. Selalu ada bumbu cerita klenik di seputar perhelatan sepak bola terbesar di Benua Hitam itu. Tak terkecuali pergelaran tahun ini, yang digelar di Guinea Equatorial sejak pertengahan Januari lalu.

Jangan tanya Afrika soal tradisi klenik dan sihir. Benua ini memiliki “kekayaan” nan beragam, dari juju di Afrika barat, s’hour di Afrika Utara, sampai para dukun muti di Afrika bagian selatan.

Di sepak bola, kasus yang paling fenomenal adalah dihukumnya asisten pelatih Kamerun, Thomas Nkono, pada Piala Afrika 2002. Mantan kiper andal itu ketahuan menaburkan serbuk ke lapangan sebelum timnya menghadapi Mali pada semifinal. Nkono dicurigai menebar ramuan yang sudah dijampi-jampi.

Bagaimana dengan ulah dukun berpakaian hitam pendukung Guinea Equatorial? Entah memang ampuh atau sekadar kebetulan, faktanya, tuan rumah tak terkalahkan di babak grup dan memenangi laga di perempat final. Semuanya digelar di Stadion Bata.

Kesialan baru mereka temui pada semifinal. Tim asuhan Esteban Becker itu digunduli Ghana 0-3, Kamis lalu. Mungkin sang dukun tak menyiapkan ritual cadangan bila berpindah stadion. Pasalnya, laga semifinal digelar di Stadion Malabo.

Di atas kertas, secara teknis, Ghana memang lebih baik. Kesebelasan berjulukan Pasukan Bintang Hitam ini sudah mengoleksi empat kali gelar juara, sementara Guinea Equatorial tak pernah melangkah lebih dari semifinal sebelum 2015.

Selanjutnya: Manajer Ghana bilang tak takut dengan ilmu hitam lawan
<!--more-->
Manajer Ghana, George Afriyie, jauh-jauh hari mengaku tak takut dengan juju, sihir hitam, atau kekuatan supranatural apa pun yang dijalankan para rivalnya. “Saya tak percaya bahwa kami lama tak meraih piala ini (terakhir kali pada 1982) karena ulah ‘tangan-tangan yang tak terlihat’,” katanya. “Saya punya Tuhan. Kami yakin alasannya lebih bersifat psikologis, bukan spiritual.”

Tapi benarkah Ghana steril dari perdukunan? Faktanya, tiga tahun lalu, pelatih Ghana, Goran Stevanovic, mengeluhkan ulah sebagian pemainnya. Menurut pelatih asal Serbia itu, para pemainnya mempraktekkan sihir justru untuk menjatuhkan rekan sesama tim agar terpilih dalam susunan 11 pemain utama. “Mereka justru memecah persatuan tim.”

Sebelum kejuaraan berlangsung, Presiden Asosiasi Sepak Bola Ghana, Kwesi Nyantakyi, mengunjungi seorang guru spiritual di Zongo, Kongo. Meski tak mengakuinya secara resmi, Nyantakyi dipercaya banyak orang telah meminta bantuan sang guru spiritual itu untuk keuntungan kesebelasannya.

Sebelum mengalahkan Guinea Equatorial di semifinal, Ghana menundukkan Guinea pada perempat final, juga dengan skor 3-0. Salah seorang pemain Guinea, bek Abdoulaye Cisse, tertangkap kamera mengenakan sabuk yang berisi rajah di pinggangnya. Tapi Ghana terlalu ampuh untuk sekadar dilawan dengan rajah.

Hari ini, Ghana, yang dilatih pria asal Israel, mantan pelatih Chelsea, Avram Grant, akan menghadapi Pantai Gading dalam laga final. Pasukan Gajah—julukan Pantai Gading—yang dilatih Herve Renard, tengah berupaya melepas kutukan yang seperti tak hilang sejak memenangi Piala Afrika sekali-kalinya pada 1992.

Pada 1992, Pantai Gading menjuarai Piala Afrika yang diselenggarakan di Senegal. Konon, ketika itu pemerintah Pantai Gading meminta bantuan seorang dukun. Seusai pergelaran kejuaraan, Menteri Olahraga tak mau membayar gaji sang dukun. Si dukun marah dan mengutuk kesebelasan nasional Pantai Gading. Setelah itu, mereka tak pernah lagi memenangi kejuaraan antar-tim nasional di Afrika.

Apakah tahun ini kutukan sang dukun sudah lenyap bagi Pantai Gading?

BERBAGAI SUMBER | ANDY MARHAENDRA

Berita terkait

Mikel Arteta Ungkap Kondisi Terbaru Thomas Partey yang Absen di Laga Arsenal vs Manchester United

4 September 2023

Mikel Arteta Ungkap Kondisi Terbaru Thomas Partey yang Absen di Laga Arsenal vs Manchester United

Usai laga Arsenal vs Manchester United, Mikel Arteta mengungkapkan kondisi Thomas Partey yang mengalami cedera saat latihan.

Baca Selengkapnya

Christian Atsu Jadi Korban Tewas Gempa Turki, Chelsea dan Newcastle United Sampaikan Belasungkawa

18 Februari 2023

Christian Atsu Jadi Korban Tewas Gempa Turki, Chelsea dan Newcastle United Sampaikan Belasungkawa

Christian Atsu ditemukan sudah tak bernyawa di reruntuhan gedung apartemen tempat tinggalnya di Hatay pada hari ke-13 setelah terjadinya gempa Turki.

Baca Selengkapnya

Mantan Manajer Brighton dan Newscastle Chris Hughton Ditunjuk sebagai Pelatih Timnas Ghana

13 Februari 2023

Mantan Manajer Brighton dan Newscastle Chris Hughton Ditunjuk sebagai Pelatih Timnas Ghana

Chris Hughton ditugaskan membawa timnas Ghana ke putaran final Piala Afrika 2023 di Pantai Gading.

Baca Selengkapnya

Mantan Bintang Liga Inggris Christian Atsu Jadi Korban Gempa Turki, Diduga Terjebak di Reruntuhan Bangunan

6 Februari 2023

Mantan Bintang Liga Inggris Christian Atsu Jadi Korban Gempa Turki, Diduga Terjebak di Reruntuhan Bangunan

Christian Atsu yang kini bermain untuk klub Super Lig, Hatayspor, pernah menjadi pemain klub Liga Inggris, Chelsea dan Newcastle United.

Baca Selengkapnya

Bintang Piala Dunia 2022 dari Ghana, Mohammed Kudus Jadi Inspirasi Anak Muda di Negaranya

2 Desember 2022

Bintang Piala Dunia 2022 dari Ghana, Mohammed Kudus Jadi Inspirasi Anak Muda di Negaranya

Mohammed Kudus, 22 tahun, mencetak dua gol dalam kemenangan atas Korea Selatan 3-2 dan bersiap menghadapi laga akhir fase grup di Piala Dunia 2022.

Baca Selengkapnya

Prediksi Ghana vs Uruguay di Laga Akhir Grup Piala Dunia 2022, Jadi Kesempatan Balas Dendam Black Stars

2 Desember 2022

Prediksi Ghana vs Uruguay di Laga Akhir Grup Piala Dunia 2022, Jadi Kesempatan Balas Dendam Black Stars

Duel Ghana vs Uruguay ini akan jadi laga penentuan ke 16 besar Piala Dunia 2022, mendampingi Portugal yang sudah memastikan lolos penyisihan grup.

Baca Selengkapnya

Ghana vs Uruguay di Grup H Piala Dunia 2022, Luis Suarez Enggan Minta Maaf untuk Handball 12 Tahun Silam

2 Desember 2022

Ghana vs Uruguay di Grup H Piala Dunia 2022, Luis Suarez Enggan Minta Maaf untuk Handball 12 Tahun Silam

Ghana vs Uruguay akan berhadapan di laga terakhir penyisihan Grup H PIala Dunia 2022 pada Jumat, 2 Desember, mulai 22.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022: Ghana Kalahkan Korea Selatan, Mohammed Kudus Banjir Pujian

29 November 2022

Piala Dunia 2022: Ghana Kalahkan Korea Selatan, Mohammed Kudus Banjir Pujian

Mohammed Kudus banjir pujian dari rekan setim serta pelatihnya setelah Ghana mengalahkan Korea Selatan 3-2 pada pertandingan Grup H Piala Dunia 2022.

Baca Selengkapnya

Bertemu di Piala Dunia 2022, Ini Head to Head Korea Selatan vs Ghana

28 November 2022

Bertemu di Piala Dunia 2022, Ini Head to Head Korea Selatan vs Ghana

Korea Selatan dan Ghana sudah enam kali bertemu di laga persahabatan. Kini, mereka akan bentrok pertama kali di Piala Dunia 2022.

Baca Selengkapnya

Portugal vs Ghana 3-2, Otto Addo Tuding Cristiano Ronaldo Dapat Hadiah Spesial dari Wasit

25 November 2022

Portugal vs Ghana 3-2, Otto Addo Tuding Cristiano Ronaldo Dapat Hadiah Spesial dari Wasit

Pelatih Ghana Otto Addo menilai gol penalti yang dicetak Cristiano Ronaldo saat timnya dikalahkan Portugal 2-3 adalah "hadiah spesial dari wasit".

Baca Selengkapnya