TEMPO.CO , Semarang: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memiliki data mengenai potensi-potensi gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang ada di wilayahnya. Bahkan, Ganjar mengaku sudah memegang data nama-nama anggota ISIS di Jawa Tengah.
“Kami sudah ada by name,” kata Ganjar sambil mengangkat tangannya berisi segepok dokumen dalam acara rapat koordinasi pemantapan sinergi pencegahan dan penanggulangan pergerakan ISIS di wilayah Jawa Tengah yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Selasa, 7 Maret 2015.
Ganjar menyatakan akan mendeteksi lebih jauh mengenai data tersebut. Ganjar akan pelan-pelan mengajak mereka berbicara terlebih dulu. “Bikin mengerti agar tidak saling memusuhi,” kata Ganjar. Selain itu, pemerintah Provinsi akan berkoordinasi dengan para aparat maupun ulama-ulama di Jawa Tengah.
Saat ditanya usai acara, Ganjar tak mau mengungkap berapa pengikut ISIS di Jawa Tengah. “Tidak hafal saya,” kata Ganjar.
Ganjar meminta pemerintah pusat segera mengeluarkan regulasi untuk menangkal gerakan ISIS. Tapi Ganjar belum bisa memutuskan apakah regulasi itu setingkat undang-undang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) ataukah hanya peraturan presiden.
“Sebagai pensiunan DPR, saya tahu kalau menyusun UU jelas memakan waktu yang sangat lama. Kalau hanya perpu apakah situasi saat ini cukup menjadi alasan berbahay sehingga bisa dikeluarkan Perpu,” kata Ganjar.
Ganjar mengumpulkan berbagai kalangan dalam acara tersebut. Mulai dari para bupati/wali kota, Kapolda, Kodam IV Diponegoro, Kejaksaan, hingga para petinggi organisasi keagamaan, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Hizbut Tahrir, Majelis Ulama Indonesia dan lain-lain.