Pertemuan dengan 18 Klub Mampat, Menpora Tawarkan Tim Kecil
Editor
Hari prasetyo
Senin, 27 April 2015 20:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, menegaskan kompetisi Liga Super Indnesia 2015 atau Qatar National Bank League akan tetap berjalan dengan PT Liga Indonesia sebagai operator. Tapi, pengawannya langsung di bawah kendali Tim Transisi yang dibentuk oleh Kementerian iPemuda dan Olahraga (Kemenpora) setelah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dibekukan oleh Kemenpora.
"Kami tidak mau kalau itu terjadi," kata Ketua Eksekutif Pusamania Borneo FC, Aidil Fitri, setelah perwakilan 18 klub Liga Super bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin 27 April 2015. "Hasil rapat deadlock," kata Aidil.
Menteri Imam kemudian menawarkan Kemenpora, PT Liga, dan klub membentuk tim kecil untuk mengkondisikan agar kompetisi bisa berjalan.
Pada awal pertemuan, Menteri Imam sempat memberi keterangan singkat. ""Kami mengundang 18 klub untuk hadir dalam pertemuan ini," ujar Menteri Imam sebelum wartawan diminta meninggalkan ruangan sebab rapat berlangsung tertutup. Perwakilan Persebaya Surabaya dan Arema Cronus tampak saling berpandangan ketika mendengar ucapam Menpora. Sebelumnya, dua klub yang tidak mendapat rekomendasi BOPI itu tidak diundang untuk hadir di rapat.
Menurut Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Menpora, Gatot S. Dewa Broto, undangan untuk Arema Cronus dan Persebaya baru dilayangkan pagi sebelum rapat. "Ini bukan kompromi tetapi karena sudah ada tanda-tanda mereka ingin mendapat rekomendasi," ujar Gatot.
Sekitar 90 menit kemudian, Menteri Imam Nahrawi meninggalkan rapat karena ada acara yang harus dihadiri. Ia kemudian menyerahkan kewenangannya pada Gatot untuk melanjutkan rapat. Tapi, semua perwakilan klub menolak meneruskan rapat jika tidak dipimpin langsung oleh Menpora.
Ketua Eksekutif Pusamania Borneo FC, Aidil Fitri, mengatakan semua perwakilan klub memilih keluar ruangan karena (PSSI) - yang memiliki saham 1% di PT Liga- tidak dilibatkan. "Kalau PSSI tidak dilibatkan, itu lucu, wasit dari mana?" ucap Aidil usai rapat.
Pada saat rapat, Aidil menuturkan, Menpora telah menegaskan kompetisi harus berjalan. PT Liga tetap sebagai operator kompetisi akan tetapi di bawah pengawasan tim transisi bukan lagi PSSI. Tapi, rata-rata klub menolak hal itu sehingga rapat tidak menghasilkan keputusan.
Manajer tim Persebaya, Harry Ruswanto, mengatakan alasan penolakan itu karena kompetisi adalah produk PSSI. Karena rapat kali ini masih menemui jalan buntu, Menpora akan membentuk tim kecil yang berisi perwakilan klub, PT Liga, dan Menpora untuk membahas kelanjutan kompetisi. "Menpora melihat pembekuan PSSI dan kompetisi adalah hal yang berbeda," kata Harry.
Mengacu pada hasil pertemuan tersebut, Liga Super tidak bisa digelar kembali secepatnya. Apalagi, Ketua Eksekutit PT Liga Indonesia, Joko Driyono, mengatakan jika PT Liga masih harus menunggu keputusan dari rapat eksekutif PSSI pada 2 Mei mendatang. "Khusus kompetisi, ini merupakan milik PSSI yang kewenangannya dilimpahkan pada PT Liga Inodnesia," ujar Joko. "Jika ada inisiatif baru yang cukup signifikan di Liga Indonesia harus ada approval di RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)."
Gatot mengakui jika rapat tidak berjalan mulus karena suasana sedikit emosi. Tapi, Menpora tidak akan berhenti sampai di situ. "Menpora menawarkan Kemenpora, PT Liga, dan klub membentuk tim kecil untuk mengkondisikan agar kompetisi bisa berjalan," ujar Gatot.
Gatot menambahkan Menpora masih berpikir positif PT Liga akan menerima tawaran itu. Tapi, ia mengatakan, tidak tertutup kemungkinan Tim Transisi yang diberikan kewenangan menjalankan peran PSSI yang sudah dibekukan nantinya menggunakan operator lain jika PT Liga menolak untuk menangani komptisi. "Itikad kami ingin kompetisi bergulir," ujarnya.
RINA WIDIASTUTI