Pesepak bola Arema Cronus, Lancine Kone (kiri) berebut bola dengan pesepak bola Sriwijaya FC, Wildansyah pada Babak Penyisihan Grup B Piala Presiden 2015 di Stadion Kanjuruhan, Malang, 5 September 2015. Arema menjaga asa ke perempat-final setelah mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor 3-1. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Malang - Tuan rumah Arema Cronus lolos ke babak delapan besar Piala Presiden 2015 setelah finis di urutan kedua Grup B. Arema hanya mampu bermain imbang 1-1 melawan PSGC Ciamis di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Rabu malam, 9 September 2015.
Posisi Arema di bawah Sriwijaya FC, yang dalam pertandingan sebelumnya berhasil menjadi juara Grup B setelah mengalahkan Persela Lamongan 2-0 di stadion yang sama. Adapun hasil pertandingan akhir itu mematri PSGC Ciamis di peringkat ketiga dengan perolehan 2 poin dan memiliki selisih kemasukan gol lebih baik daripada Persela di posisi juru kunci.
Pelatih Arema, Joko “Gethuk” Susilo, menilai hasil akhir melawan PSGC menjadi modal penting bagi Arema untuk membenahi psikologis para pemain, terutama belajar tenang saat menyerang. “Pemain sejak awal ingin menang, akhirnya sering lepas kontrol dan terburu-buru saat menyerang,” kata Joko dalam jumpa pers seusai pertandingan.
Namun Joko optimistis penampilan Cristian Gonzales dan kawan-kawan akan terus membaik di tiap laga. Babak grup diibaratkan sebagai pertandingan pemanasan untuk menuju partai puncak.
“Kami anggap penyisihan grup ini sebagai latihan, sehingga saat perempat final nanti semua pemain bisa dalam peak performance yang sebenarnya,” ucap Joko, pengganti Suharno, pelatih kepala yang meninggal pada 19 Agustus 2015.
Penjelasan Joko dikuatkan striker Samsul Arif. Bekas pemain Persela ini mengaku sangat frustrasi menghadapi Ciamis yang cenderung bertahan selama pertandingan. Menurut Arif, pemain yang baru masuk ke Arema juga belum bisa cepat beradaptasi penuh. "Butuh waktu lebih agar semua pemain bisa menyatu," tuturnya.