FBI Selidiki Peran Sepp Blater dalam Skandal Suap Rp 1 T  

Reporter

Editor

Febriyan

Senin, 7 Desember 2015 11:24 WIB

Presiden FIFA Sepp Blatter dihujani uang kertas palsu yang dilemparkan oleh komedian Inggris Lee Nelson saat konferensi pers setelah Rapat Komite Eksekutif FIFA Luar Biasa di Markas FIFA di Zurich, Swiss, 20 Juli 2015. FIFA akan melakukan kongres luar biasa untuk mengadakan pemilihan Presiden untuk mengantikan Sepp Blatter pada 26 Februari 2016. REUTERS/Arnd Wiegmann

TEMPO.CO, Jakarta - Investigator federal Amerika, FBI, menyelidiki peran Presiden FIFA nonaktif, Sepp Blatter, dalam skandal suap pemberian hak siar. Meskipun Blatter membantah keterlibatannya, FIFA ragu akan keterangan Blatter itu.

Kantor berita Inggris, BBC, menuliskan bahwa reporter mereka melihat sebuah surat yang dimiliki FBI yang isinya ragu akan keterangan Blatter. Surat itu dibuat mantan Presiden FIFA, Joao Havelange.

Dalam surat itu, Havelange mengaku telah menerima uang dari perusahaan marketing olahraga asal Swiss, International Sport and Leisure. Dalam surat itu disebutkan bahwa ISL menyuap sejumlah petinggi FIFA pada 1990-an dengan total US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun. Mantan Eksekutif FIFA, Ricardo Teixeira, juga disebut menerima aliran dana itu.

Sebagai imbalannya, ISL mendapatkan hak siar dan marketing untuk sejumlah event olahraga yang diselenggarakan FIFA. Havelange juga menuliskan bahwa Blatter mengetahui secara pasti soal aliran dana itu.

Surat Havelange itu dilampirkan dalam permohonan FBI kepada pemerintah Swiss untuk membantu investigasi mereka. FBI meminta data investigasi yang dilakukan Swiss dalam kasus suap ISL. FBI menuliskan, "Di antaranya investigasi terhadap penyataan Havelange yang melibatkan Blatter."

Kasus ini terkait dengan penangkapan sejumlah petinggi FIFA di Zurich, Swiss, Kamis pekan lalu. Setidaknya 16 petinggi FIFA ditahan petugas gabungan dari pemerintah Amerika Serikat dan Swiss dalam kasus suap soal penjualan hak siar event sepak bola di kawasan Amerika Selatan. Mereka berada di Swiss dalam rangka sidang komite eksekutif FIFA untuk membicarakan reformasi di tubuh badan sepak bola dunia itu.

Blatter sebelumnya sedang diselidiki dalam kasus pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Dia diduga menerima suap untuk memenangkan Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah.

Blatter sendiri pernah membantah tudingan itu. Dia justru balik menuding bahwa Presiden UEFA Michele Platini berada di belakang tudingan terhadapnya. Dia juga balik menuding Amerika Serikat menggunakan masalah ini untuk menekannya karena Amerika kalah dari Qatar dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2011.

BBC | FEBRIYAN

Berita terkait

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

12 hari lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

12 hari lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

13 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

24 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

27 hari lalu

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

28 hari lalu

Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

Sebelum traveling, turis tersebut sudah mengunjungi toko operator selularnya supaya bisa menggunakan paket data internasional.

Baca Selengkapnya

Negara Guncang Setelah Presiden Peru Gunakan Rolex, Begini Profil Perusahaan Jam Tangan Mewah Asal Swiss

45 hari lalu

Negara Guncang Setelah Presiden Peru Gunakan Rolex, Begini Profil Perusahaan Jam Tangan Mewah Asal Swiss

Dina Boluarte, Presiden Peru gunakan jam tangan Rolex mengundang guncangan politik di negara itu. Begini profil perusahaan jam tangan mewah ini.

Baca Selengkapnya

Jangan Keliru, Begini Cara Cek Jam Tangan Rolex Asli atau Palsu

45 hari lalu

Jangan Keliru, Begini Cara Cek Jam Tangan Rolex Asli atau Palsu

Jam tangan Rolex adalah salah satu merek jam paling ikonik di dunia. Tapi, penting untuk bisa membedakan jam tangan Rolex asli dengan yang palsu.

Baca Selengkapnya

Presiden Swiss Ucapkan Selamat ke Prabowo sebagai Presiden Terpilih

59 hari lalu

Presiden Swiss Ucapkan Selamat ke Prabowo sebagai Presiden Terpilih

Presiden Swiss Viola Amherd mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden baru

Baca Selengkapnya

Paman Bashar Al Assad akan Diadili di Swiss atas Kejahatan Perang

12 Maret 2024

Paman Bashar Al Assad akan Diadili di Swiss atas Kejahatan Perang

Rifaat Al Assad, paman presiden Suriah Bashar Al Assad, akan diadili di Swiss atas kejahatan perang

Baca Selengkapnya