Komite Ad Hoc PSSI, Pemerintah Kalah Selangkah

Reporter

Senin, 7 Desember 2015 12:42 WIB

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa, Imam Nahrawi. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Akmal Marhali, aktivis SaveOurSoccer, menyatakan pemerintah kalah selangkah dalam pembentukan Komite Ad Hoc Reformasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Hall itu dikarenakan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) mengakomodasi perwakilan PSSI sebagai pemimpin komite Ad Hoc. "Satu hal yang harus dikritik adalah pemerintah lambat mengajukan nama perwakilannya kepada FIFA. Sehingga mereka kalah selangkah dari PSSI," ujarnya.

FIFA akhirnya membentuk Komite Ad Hoc Reformasi PSSI melalui suratnya pada akhir pekan lalu. Tercatat lima di antaranya adalah pengurus PSSI saat ini. Misalnya Ketua Dewan Kehormatan PSSI Agum Gumelar yang ditunjuk sebagai ketua Komite Ad Hoc. Adapun wakilnya adalah IGK Manila yang tak lain anggota Dewan Kehormatan PSSI. Sedangkan pemangku kepentingan dari unsur PSSI sendiri adalah Tommy Welly.

Pemangku kepentingan lainnya adalah perwakilan Indonesia Super League (ISL) Joko Driyono yang tak lain bekas Sekretaris Jenderal PSSI, perwakilan sepak bola wanita Monica Desideria yang juga anggota Komite Sepak Bola Wanita PSSI, serta perwakilan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Mahfudin Nigara yang notabene Wakil Ketua Komisi Banding PSSI.

PSSI mengusulkan nama mereka sepekan setelah delegasi FIFA berkunjung ke Indonesia awal November. FIFA memang memberi tenggat agar semua pemangku kepentingan mengajukan nama perwakilannya paling telat 13 November. Namun pemerintah menolak mengusulkan nama dengan dalih Komite Ad Hoc tak diberitahukan FIFA saat bertemu pemerintah.

Akmal lantas menyesalkan sikap pemerintah yang lamban tersebut karena hal ini memicu masalah baru, yakni arah kebijakan Komite Ad Hoc kemungkinan tak akan lepas dari pengaruh PSSI. Itu karena orang-orang PSSI sendiri yang paling berkuasa dalam wadah tersebut. "Saya pesimistis Komite bisa menghasilkan perubahan pada sepak bola Indonesia," ujarnya.

Akmal mengatakan, pemerintah memang berpeluang bergabung dalam Komite Ad Hoc. Sebab, FIFA dalam suratnya memberi kewenangan kepada Kementerian Olahraga untuk mengajukan perwakilannya. Menurut Akmal, perwakilan pemerintah tak bakal lepas dari lima anggota Tim Kecil yang sudah dilayangkan ke FIFA akhir November.

Meski demikian, Akmal menilai anggota Tim Kecil bakal sulit bergerak bila masuk ke dalam Komite Ad Hoc. Selain pimpinan komite adalah orang PSSI, ujar dia, anggota tim kecil dinilai kurang piawai melakukan diplomasi ke dalam negeri. "Memang mereka hebat untuk diplomasi luar negeri, tapi mereka juga harusnya orang-orang yang bisa merangkul stakeholder sepak bola Tanah Air," ujarnya.

Tim Kecil pemerintah tersebut adalah juru bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewabroto, bekas Duta Besar Indonesia untuk Swiss Djoko Susilo, bekas Duta Besar Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-bangsa Makarim Wibisono, bekas Ketua Komite Olimpiade Indonesia Rita Subowo, serta Dede Sulaiman, mantan pemain nasional.

TRI SUHARMAN

Berita terkait

Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

3 Agustus 2020

Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

Badan sepak bola dunia FIFA menyatakan pihak berwenang Swiss tidak mempunyai alasan untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas Gianni Infantino.

Baca Selengkapnya

Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

26 Mei 2020

Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

Badan sepak bola dunia (FIFA) menskors presiden federasi sepak bola Haiti Yves Jean-Bart terkait kasus pelecehan seks.

Baca Selengkapnya

FIFA Datangi PSSI Terkait dengan KLB, Ini Hasilnya

12 April 2019

FIFA Datangi PSSI Terkait dengan KLB, Ini Hasilnya

PSSI berkonsultasi dengan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) di Jakarta terkait kongres luar biasa (KLB).

Baca Selengkapnya

Boikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?

27 Maret 2018

Boikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?

Negara-negara yang menyatakan akan melakukan boikot bertambah ketika Piala Dunia 2018 tinggal tiga bulan lagi.

Baca Selengkapnya

Presiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang

19 Maret 2018

Presiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang

Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan kecemasan terhadap potensi bentrok suporter Rusia dan Inggris tak akan terjadi di Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

FIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir

13 Februari 2018

FIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir

Keputusan FIFA untuk mengijinkan ibukota Chechnya, Grozny, sebagai markas Timnas Mesir mengundang protes.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber

3 Februari 2018

Piala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber

Sami Al-Jaber bangga tim Arab Saudi bisa bermain pada partai pembukaan Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, Palestina Ungguli Israel dalam Ranking FIFA

28 November 2017

Pertama Kalinya, Palestina Ungguli Israel dalam Ranking FIFA

Tim Nasional Sepak Bola Palestina mencatatkan sejarah dalam peringkat yang dirilis FIFA, dengan mengungguli Israel untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Pemain Terbaik Dunia FIFA: Ini Pilihan Ronaldo, Messi, dan Boaz

24 Oktober 2017

Pemain Terbaik Dunia FIFA: Ini Pilihan Ronaldo, Messi, dan Boaz

Cristiano Ronaldo, yang menjadi pemain terbaik dunia FIFA 2017, juga dipilih Boaz Solossa.

Baca Selengkapnya

Pemain Terbaik Dunia: Tite Lebih Pilih Ronaldo Ketimbang Neymar

24 Oktober 2017

Pemain Terbaik Dunia: Tite Lebih Pilih Ronaldo Ketimbang Neymar

Pelatih tim nasional Brasil, Tite, lebih memilih Cristiano Ronaldo ketimbang Neymar dalam pemilihan pemain terbaik FIFA 2017.

Baca Selengkapnya