Kisruh PSSI, Pemerintah Tunggu Pengurus Baru FIFA

Reporter

Rabu, 9 Desember 2015 13:08 WIB

Menpora Imam Nahrawi menunjukkan Buku Cetak Biru dan Peta Jalan tentang Persepakbolaan di Indonesia usai mengumumkan nama-nama yang tergabung dalam tim transisi PSSI di Jakarta, 8 Mei 2015. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah masih diam ihwal Komite Ad-hoc Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dibentuk Induk Sepak Bola Dunia (FIFA) akhir pekan lalu. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan pemerintah kemungkinan bertindak setelah FIFA menggelar kongres luar bias di Zurich, Swiss, 26 Februari 2016.

"FIFA ingin mereformasi diri, reformasi itu yang kami tunggu, karena turunan dari reformasi itu yang akan diterapkan di Indonesia nantinya," kata Nahrawi di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Senin malam lalu, "Mungkin juga menunggu pengurus baru," kata dia menambahkan.

Nahrawi mengatakan reformasi yang bakal menjadi aturan baku kongres FIFA tersebut sejalan dengan keinginan pemerintah membenahi sepak bola nasional. Sebab FIFA nantinya menghendaki anggota federasinya bebas dari unsur politik, persoalan hukum, bebas pengaturan skor, bebas tunggakan gaji pemain, serta transparansi keuangan. "Kami ingin semua unsur itu berjalan di Indonesia," ucapnya

Pemerintah hingga kini belum mengajukan perwakilannya dalam komite ad hoc. Pemerintah keberatan bergabung lantaran tujuh dari sembilan anggota komite berasal dari usulan PSSI. Bahkan lima di antaranya masih pejabat aktif di organisasi pimpinan La Nyalla Machmud Mattalitti itu. Salah satunya Ketua Dewan Kehormatan PSSI Agum Gumelar yang didapuk selaku ketua komite. Pemerintah khawatir keputusan komite sulit merepresentasikan suaranya.

Komite Ad hoc adalah gagasan delegasi FIFA saat berkunjung ke Indonesia awal November. Yang kemudian disahkan dalam rapat komite eksekutif FIFA di Zurich pekan lalu. Sejak awal, gagasan ini menuai masalah karena dicetuskan di luar kesepakatan dengan pemerintah. Padahal kedua belah pihak telahmenyepakati pembentukan tim kecil untuk menyelesaikan kisruh sepak bola tanah air.

Untuk saat ini, Nahrawi mengatakan pemerintah memilih menunggu komitmen FIFA untuk mengesahkan tim kecil tersebut. Tim kecil yang hanya diisi unsur pemerintah dengan perwakian FIFA itu, kata Nahrawi, sudah disepakati secara tegas di hadapan Presiden Joko Widodo. Sehingga pemerintah bakal lebih terbuka bila FIFA memenuhi komitmennya.

Namun kebijakan FIFA yang mengedepankan komite ad hoc, Nahrawi menambahkan, membuat pemerintah menemukan kesan yang buruk terhadap FIFA. Apalagi organisasi tersebut memilih orang-orang PSSI yang notabene sudah dibekukan kepengurusannya sejak April lalu sebagai anggota komite. "Saya merasakan ini memang sengaja dibikin FIFA agar pemerintah tidak berkutik," ucap Nahrawi, " Dari situ saya sangat pesimistis, reformasi sepak bola bisa terjadi."

Nahrawi lantas menegaskan tujuan pemerintah adalah mereformasi sepak bola. Ia yakin reformasi berjalan bila hanya pemerintah yang berada dalam komite ad hoc atau hanya dalam bentuk tim kecil. Oleh karena itu, pemerintah memilih diam kendati terus dirayu oleh FIFA untuk bergabung dalam komite tersebut, "Kami masih mempelajarinya," kata dia.

I Gusti Kompyang Manila menyatakan belum bekerja kendati telah ditunjuk FIFA sebagai wakil ketua komite ad hoc sejak pekan lalu. Namun anggota Dewan Kehormatan PSSI tersebut menyesalkan sikap pemerintah yang emoh memasukkan perwakilannya dalam wadah tersebut, "Itu tidak elok," kata Manila saat dihubungi, kemarin.

Bila pemerintah resmi menolak, Manila yakin FIFA tak akan memulihkan sanksi sepak bola Indonesia hingga waktu yang panjang. Itu lantaran peran pemerintah dalam komite, kata dia, menjadi kunci pencabutan sanksi terhadap PSSI. "Mari sama-sama melepaskan kepentingan demi pembenahan sepak bola kita," ujar bekas manajer Tim Nasional tersebut.

Kendati tak menampik komite diisi mayoritas pengurus PSSI, Manila menjamin keputusan komite bakal bersifat netral. Musababnya, kinerja komite bakal dikontrol langsung oleh FIFA maupun masyarakat. Manila juga bakal mengusulkan tata tertib komite yang berisi setiap keputusan lebih mengedepankan suara semua pemangku kepentingan termasuk pemerintah. "Kami tidak boleh berat sebelah karena akan kritik. Kami harus berdiri untuk pembenan sepak bola," ucap dia.

TRI SUHARMAN

Berita terkait

Imam Nahrawi Bebas Bersyarat dari Lapas Sukamiskin dan Wajib Lapor ke Bapas

56 hari lalu

Imam Nahrawi Bebas Bersyarat dari Lapas Sukamiskin dan Wajib Lapor ke Bapas

Imam Nahrawi bebas dengan status bersyarat dan masih harus wajib lapor hingga 5 Juli 2027.

Baca Selengkapnya

Gebyar Diskon Remisi Napi Korupsi Sepanjang 2023, Terakhir Rombongan Juliari Batubara Dikorting 1 Bulan

5 Januari 2024

Gebyar Diskon Remisi Napi Korupsi Sepanjang 2023, Terakhir Rombongan Juliari Batubara Dikorting 1 Bulan

Sejumlah napi korupsi dapat remisi selama 2023. Koruptor dapat remisi tak perlu jadi justice collaborator dan bayar lunas denda serta uang pengganti.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Syahrul Yasin Limpo, Empat Menteri ini Mengundurkan Diri Saat Terseret Kasus Korupsi

9 Oktober 2023

Tak Hanya Syahrul Yasin Limpo, Empat Menteri ini Mengundurkan Diri Saat Terseret Kasus Korupsi

Syahrul Yasin Limpo bukanlah yang pertama, lantas siapa saja menteri yang pernah mengundurkan diri karena kasus korupsi?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi Setya Novanto dan Imam Nahrawi, Napi Korupsi yang Dapat Remisi 17 Agustus 2023

18 Agustus 2023

Kilas Balik Kasus Korupsi Setya Novanto dan Imam Nahrawi, Napi Korupsi yang Dapat Remisi 17 Agustus 2023

Setya Novanto dan Imam Nahrawi mendapat remisi. Begini kasus korupsi Setnov dan eks Menpora itu.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto dan Imam Nahrawi Dapat Diskon Masa Tahanan, Napi Korupsi Bisa Terima Remisi?

18 Agustus 2023

Setya Novanto dan Imam Nahrawi Dapat Diskon Masa Tahanan, Napi Korupsi Bisa Terima Remisi?

Setya Novanto merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun, sedangkan Nahrawi hingga Rp 18,1 miliar. Sebagai napi koruptor, pantaskah keduanya dapat remisi?

Baca Selengkapnya

Pemerintah Beri Remisi Koruptor, TII: Tidak Ada Komitmen Untuk Perangi Korupsi

18 Agustus 2023

Pemerintah Beri Remisi Koruptor, TII: Tidak Ada Komitmen Untuk Perangi Korupsi

TII menilai remisi koruptor merupakan bukti lemahnya komitmen pemerintah terhadap pemberantasan korupsi.

Baca Selengkapnya

Napi Korupsi Lapas Sukamiskin Dapat Remisi di HUT ke-78 RI, Ada Setya Novanto dan Imam Nahrawi

18 Agustus 2023

Napi Korupsi Lapas Sukamiskin Dapat Remisi di HUT ke-78 RI, Ada Setya Novanto dan Imam Nahrawi

Napi korupsi yang ada di Lapas Sukamiskin Bandung menerima remisi di HUT ke-78 RI. Ada nama Setya Novanto dan Imam Nahrawi yang menerima remisi.

Baca Selengkapnya

5 Menteri Jokowi yang Terjerat Kasus Korupsi, 2 Di antaranya Menteri Sosial

27 Juli 2023

5 Menteri Jokowi yang Terjerat Kasus Korupsi, 2 Di antaranya Menteri Sosial

Pada dua periode pemerintahan Jokowi, setidaknya terdapat 5 menteri yang terjerat kasus korupsi, dari Juliari Batubara hingga Johnny G. Plate.

Baca Selengkapnya

PSSI Pernah Dibekukan FIFA 8 Tahun Lalu, Ini Penyebabnya

2 Juni 2023

PSSI Pernah Dibekukan FIFA 8 Tahun Lalu, Ini Penyebabnya

FIFA pernah membekukan PSSI pada akhir Mei 2015 lalu. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Wajah 5 Menteri Jokowi Terjerat Kasus Korupsi, Juliari Batubara hingga Johnny G. Plate

21 Mei 2023

Wajah 5 Menteri Jokowi Terjerat Kasus Korupsi, Juliari Batubara hingga Johnny G. Plate

Sejumlah Menteri era Jokowi tersandung kasus korupsi termasuk Juliari Batubara dan Johnny G. Plate. Ini wajah mereka.

Baca Selengkapnya