Laporan dari Paris: Mogok, Mogok, dan Mogok

Reporter

Sabtu, 11 Juni 2016 17:36 WIB

Penumpang berkumpul di stasiun Gare de l'Est di Paris, Selasa (19/10). Beberapa pesawat menjauhi Perancis dan polisi bentrok dengan pemrotes pada Selasa dalam aksi lanjutan mogok nasional dan protes atas RUU menaikkan usia pensiun menjadi 62. AP/ Jacques Brinon

TEMPO.CO, Jakarta - Prancis menjadi tuan rumah Piala Eropa di tengah berbagai masalah, termasuk kekhawatiran ancaman teroris serta aksi mogok serikat buruh. Untuk masalah aksi mogok buruh, skalanya cukup massal. Tempo sempat dua kali datang dan disambut aksi mogok massal tersebut.

Akhir Mei lalu, saat menggali masa lalu Zinedine Zidane, di Marseille, saya sempat harus jalan kaki dari bandara menuju hotel karena awak angkutan umum mogok. Kali ini, di Paris, ancaman mogok dan demonstrasi massal juga masih menyambut. Untungnya, tak sampai membuat saya harus berjalan kaki.

Seorang pegawai kereta api, Marianne Da Costa, mengatakan Pemerintah Perancis juga harus berurusan dengan masalah dalam negeri menyangkut serikat buruh. "Acara Euro 2016 ini dipakai sebagai tameng untuk memaksa pemerintah Perancis bernegosiasi dengan serikat buruh," kata dia sambil memberi petunjuk kepada penumpang yang baru tiba di gare Du Nord.

Menurut Marianne ini bukan yang pertama. Di tahun 1998, para pekerja penerbangan termasuk pilot Air France mengadakan mogok kerja yang dimulai pada 1 Juni menjelang Piala Dunia pada 10 Juni 1998. Kali ini, Euro 2016 digunakan sebagai alat untuk memaksa pemerintah mempertimbangkan lagi proyek undang-undang tenaga kerja yang dianggap sangat merugikan kelas pekerja dan menguntungkan perusahaan-perusahaan raksasa.

Serangkaian demonstrasi yang melibatkan seluruh lini pekerja dari berbagai servis publik mulai dari para petugas jalur kereta api hingga para pekerja pelabuhan, mulai dari pilot pesawat hingga supir bus dilakukan tanpa jeda sejak akhir Mei lalu. Demonstrasi ini mencakup pemblokiran jalan, penutupan jalur-jalur bahan bakar minyak, kekacauan di jalan, pemogokan pekerja transportasi publik, blokade pusat-pusat nuklir, demonstrasi di jalan-jalan hanya seminggu menjelang Euro2016.

Daftar demonstrasi ini diperpanjang oleh serikat pekerja supir trusk (termasuk pengangkut sampah) dan serikat supir taksi yang ingin agar sertifikat VTC ditiadakan. Sertifikat VTC adalah kartu yang dibutuhkan oleh setiap pengendara taksi untuk bisa beroperasi dan menetapakn tarif yang dikontrol oleh negara.

Tidak lupa juga para penjual rokok yang mengancam akan memblokade jalan masuk penonto di setiap stadion untuk memprotes keputusan pemerintah yang akan melarang penjualan rokok didalam stadion mulai awal tahun 2017 mendatang. Belum lagi bencana banjir minggu lalu yang melanda beberapa kota-kota penyelenggara termasuk Paris.

"Pertandingan sepak bola Euro 2016 bukan pertandingan yang sakral. Euro 2016 hanya pertandingan berskala internasional. Dibandingkan dengan pertandingan sepakbola internasional, nasib para pekerja di negeri ini dan diseluruh dunia, jauh lebih penting," kata mantan Sekjen Serikat Buruh Perancis, Bernard Thibault yang dilansir stasiun televisi lokal.

Sementara itu, Philippe Martinez pejabat Sekjen Serikat Buruh yang sekarang mengatakan bahwa Serikat buruh Perancis tidak akan menghalangi orang yang datang untuk menonton bola. "Tapi pemerintah tidak bisa terus-terusan menghindari dan mengalihkan perhatiannya dari masalah buruh. Mereka harus mau berdiskusi dengan kami. Semuanya ada ditangan pemerintah," kata Philippe yang dikutip dari koran lokal Le Monde.

Namun, masalah dalam negeri Perancis rupanya tidak mengurungkan niat para supporter dan penggila bola untuk berbondong-bondong memasuki wilayah Perancis. Menurut Marianne Da Costa, perusahaan kereta api EUROSTAR yang melayani rute Perancis – Inggris misalnya melaporkan bahwa setidaknya ada sekitar 500.000 tiket kereta menuju Perancis selama periode Euro2016. "Frekuensi jumlah penumpang terbanyak dalam satu bulan selama satu dekade," kata Marianne.

ASMAYANI KUSRINI (PARIS)

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

3 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

9 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

14 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

19 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

27 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

27 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

28 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

32 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya