Presiden FIFA, Sepp Blatter memegang berkas saat memberikan pemaparan pada konferensi pers di Zurich, Swiss, 21 Desember 2015. Blatter dan Platini juga dikenai denda sebesar 33.700 poundsterling bagi Blatter dan Platini 54.000 poundsterling. REUTERS/Arnd Wiegmann
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) Sepp Blatter mengaku menjadi saksi undian kompetisi sepak bola Eropa yang telah dicurangi dengan memakai metode "bola panas dan dingin".
Namun Blatter mengklaim tidak ada turnamen sepak bola kelolaan FIFA yang dicurangi selama 18 tahun dia mengetuai badan sepak bola dunia itu. Dia tidak menjamin hal yang sama terjadi pada kompetisi-kompetisi Eropa.
Sekalipun mengaku memiliki kekuasaan untuk menentukan undian kompetisi, Blatter menyatakan tidak pernah melakukannya di FIFA, kendati dia tahu metode itu telah digunakan pada beberapa kasus.
"Hanya ada satu orang yang memiliki kuasa itu di Eropa," ucap Blatter kepada La Nacion. "Artemio Franchi (bekas Presiden UEFA periode 1973-1983) menggunakan metode itu untuk undian klub."
"Saya tak melakukan itu untuk Piala Dunia 1978. Dengan sihir saya, saya bisa melakukan segalanya. Sekali lagi, saya bercanda. Undian (di FIFA) dilakukan secara jujur sampai detail terakhir. Saya tak pernah menyentuh bola-bola itu, hal yang justru dilakukan orang lain. Tentu saja, Anda bisa mencuranginya dengan membuatnya panas atau dingin."
Blatter lalu menjelaskan metode pasti bagaimana bola-bola undian itu dipermainkan. "Tentu saja secara teknis ini mungkin. Ini tidak terjadi di FIFA. Namun saya menjadi saksi undian pada tingkat Eropa di mana praktek seperti itu terjadi."
"Sebelum undian, Anda menempatkan bola-bola itu dalam pembeku (freezer). Kemudian ketika Anda menyentuh bola-bola itu, Anda bisa menentukan bola mana yang dingin dan yang panas. Dengan menyentuhnya, Anda tahu apa yang Anda miliki."
Blatter, 80 tahun, yang bersama dengan mantan Presiden UEFA Michel Platini diskors selama enam tahun atau berkurang dua tahun setelah mengajukan banding, juga membela diri bahwa dia tak bersalah dalam kasus korupsi FIFA, seperti dilansir laman ESPN.