Manajer Chelsea, Antonio Conte berpelukan dengan anak asuhnya, Cesar Azpilicueta usai memenangan laga lanjutan Liga Inggris melawan Everton di Stamford Bridge, London, Inggris, 5 November 2016. Chelsea menang atas Everton 5-0. AP Photo/Kirsty Wigglesworth
TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Chelsea Antonio Conte memulai transformasi di timnya dengan sepatu kulit yang melayang di udara dan botol-botol yang tercecer setelah dilempar ke sudut-sudut ruang ganti.
Conte menunjukkan kemarahannya saat jeda babak pertama pertandingan melawan Arsenal, di mana timnya sedang tertinggal 3-0, September lalu. Menurut Daily Mail, inilah saat perubahan di Chelsea dimulai.
Tapi marah-marah hanyalah awal. Berikut ini cara-cara Conte mengubah Chelsea hingga kini mereka bisa ada di posisi kedua klasemen sementara Liga Inggris--mereka hanya berselesih satu poin dengan Liverpool, yang menjadi puncak klasemen.
1. Mengubah formasi
Conte membuat formasi timnya menjadi tiga pemain di garis belakang. Sukses dengan formasi ini di pengalaman-pengalaman sebelumnya, Conte melanjutkannya.
Conte yakin bahwa Ivanovic dan Gary Cahill tidak bisa dipasang berdampingan dalam formasi empat beknya. Fabregas dan Mikel juga tidak bisa memenuhi apa yang dia inginkan di lini tengah.
Pedro berkembang tanpa beban instruksi bertahan. Demikian juga Eden Hazard, yang telah mencetak lima gol sejak kekalahan atas Arsenal itu.
Lini depan Chelsea memang diminta berkontribusi untuk usaha kolektif tim, tapi mereka didukung oleh empat pemain lini tengah yang terampil: Victor Moses, N'Golo Kante, Nemanja Matic, dan Marcos Alonso.
Perubahan formasi ini telah membangkitkan Matic dan melepaskan Kante sebagai kekuatan yang tak diduga.
2. Terlibat lebih intensif dalam sesi latihan
Conte ikut menyusun cone dan benar-benar memimpin sendiri setiap sesi di mana timnya mengaplikasikan latihan-latihan taktikal. Pemain yang dianggap tidak mau menerjemahkan apa maunya diminta mempelajari bukti video.
3. Membuat tim analis bekerja lebih keras
Video-video itu akan menjadi dasar kuat argumennya. Analis Chelsea menjadi orang-orang tersibuk. Conte akan meminta serangkaian klip di siang hari sebelum dia pergi meninggalkan tempat latihan, dan rangkaian yang lain saat ia kembali keesokan harinya karena bisa saja ide muncul di kepalanya saat malam. Conte juga sering kedapatan melihat-lihat video pada pagi hari sebelum latihan.
Selanjutnya: Dua langkah krusial <!--more--> 4. Membagi tim menjadi dua dalam sesi latihan
Setelah dikalahkan Arsenal, Conte kembali ke kebijakan pramusimnya: membagi timnya menjadi dua. Dia menangani satu bagian di lapangan, sementara bagian lainnya ada di dalam untuk membentuk kekuatan tubuh mereka di gym dengan ahli kebugaran seperti Paolo Bertelli, Julio Tous, dan Constantino Coratti. 5. Mengatur ego pemain
Pemain yang berulah tidak dipanggil ke ruang kantor seperti yang umum dilakuka di sekolah-sekolah. Kalau dia tidak suka sikap seorang pemain, dia langsung menyatakan ketidaksukaannya di lapangan dengan cara yang tidak berlebihan. Conte juga tetap melibatkan John Terry.
Didirikan pada 1905 oleh Henry Augustus Mears, Chelsea FC dijuluki "the Blues," karena menorehkan sejarah gemilang yang dipenuhi dengan prestasi dan tantangan.