TEMPO.CO, Jakarta – Karier Nathan Ake diprediksi akan terus menanjak selepas mencetak gol kemenangan Bournemouth atas Liverpool pada Ahad malam, 4 Desember 2016. Dengan seragam merah hitam dan rambut gimbal dia mengingatkan pencinta sepak bola pada pemain legendaris, Ruud Gullit, saat membela AC Milan.
Michael Krul, pelatih Ake di klub awalnya berkarier, ADO Den Haag, menyebutkan, Ake lebih seperti titisan Frank Rijkaard, rekan Gullit di tim nasional Belanda. Hal itu tak lepas dari posisi bermain Ake sebagai gelandang bertahan ataupun bek tengah.
“Saya membandingkan dia dengan Frank Rijkaard. Dia adalah seorang pemimpin di dalam lapangan, sangat buas,” ujar Krul.
”Dia sangat spesial. Pemain paling berbakat yang pernah saya latih. Memiliki teknik yang bagus dan mental yang luar biasa. Dia memiliki kemampuan untuk sukses di Chelsea,” ucapnya.
Ake bermain di ADO Den Haag sejak masih kanak-kanak. Bakatnya tercium oleh klub Feyenoord 9 tahun lalu saat masih berusia 12 tahun. Tiga tahun di Feyenoord, Ake menarik perhatian Chelsea setelah bermain melawan klub Inggris itu di Piala Eropa Junior. Setahun berselang, Chelsea memboyongnya ke Inggris.
Tak mudah bagi Chelsea untuk memboyong Ake ke Inggris. Mereka sampai harus meminta Didier Drogba berbicara langsung kepada orang tua Ake. Maklum, ayah Ake berasal dari Pantai Gading, sama seperti Drogba.
Kebetulan si pemain yang kini berusia 21 tahun itu juga mengidolakan Dorgba, yang sedang berjaya bersama Chelsea. Mental Ake terlihat ketika dia secara pribadi memutuskan hijrah ke London dan membicarakan hal itu secara langsung ke Direktur Teknik Feyenorrd saat itu, Leo Beenhakker.
”Saya sangat muda saat itu, jadi itu akan sulit untuk berbicara dengan orang seperti itu (Beenhakker). Tetapi saya harus membuat keputusan dan terus berkembang dengan cepat,” ujar Ake.
Pelatih Akademi, Jeffrey Oost, memuji Ake setinggi langit. Menurut dia, ketertarikan Chelsea saat itu tak mengherankan karena bekas anak asuhnya tersebut memiliki bakat yang luar biasa.
”Saya tak ragu dia bisa bermain di klub besar seperti Chelsea. Dia pemain yang sangat detail, mau mendengarkan nasihat dan selalu bekerja keras. Secara mental, dia sempurna. Dia bermain dengan hatinya dan sangat energetik,” puji Oost.
Ake hanya membutuhkan satu tahun di tim junior Chelsea untuk menembus tim senior. Pelatih sementara Chelsea, Rafael Benitez, memberikan kesempatan kepada Ake sebagai pengganti Juan Mata pada Desember 2012 saat Chelsea melawan Norwich City.
Seperti banyak pemain muda Chelsea, Ake juga tak mendapat banyak kesempatan ketika Jose Mourinho hadir. Dia pun menjalani masa peminjaman di Reading sejak 2015. Musim lalu, Ake bermain untuk Watford dan meraih gelar sebagai pemain muda terbaik Watford sebelum akhirnya memutuskan hijrah ke Bournemouth.
Di Bournemouth musim ini, karier Ake semakin cemerlang. Dia menjadi andalan Manajer Eddie Howe di lini belakang. Ake sudah mencetak dua gol pada musim ini, termasuk golnya ke gawang Liverpool akhir pekan lalu.
Kini, pemain yang juga menjadi andalan tim nasional Belandang U-21 itu, disebut-sebut akan menatap masa depan cerah di Chelsea. Pasalnya, lini belakang The Blues akan mengalami perombakan besar musim depan karena usia bek mereka telah cukup tua.
Ake, yang masih terikat kontrak dengan Chelsea hingga 2020, kemungkinan besar akan kembali ke klub tersebut akhir musim nanti. Dia disebut sebagai calon pengganti Garry Cahill, yang biasa beroperasi di sisi kiri dalam formasi tiga bek tengah racikan Manajer Antonio Conte.
DAILYMAIL | FEBRIYAN
