Begini Cara Luis Milla Pantau dan Pilih Pemain Timnas
Editor
Nurdin Saleh TNR
Sabtu, 11 Februari 2017 13:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih tim nasional Indonesia Luis Milla Aspas segera bergerak berburu pemain-pemain yang bakal ia latih untuk SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Sebagai langkah awal, Milla menyambangi Malang, Jumat.
Pelatih 50 tahun asal Spanyol itu akan menonton laga kedua penyisihan Piala Presiden 2017 grup B, di stadion Kanjuruhan. Milla dijadwalkan menonton dua laga, yakni Bhayangkara FC kontra PS TNI dan Arema FC lawan Persija Jakarta.
"Setelah itu saya akan kumpulkan data-data dengan cara melihat permainan pemain-pemain tersebut," kata Milla, di Jakarta, Kamis lalu.
Maklum saja, keempat klub tersebut punya pemain-pemain di bawah 22 tahun yang potensial. Sebut saja PS TNI dan Bhayangkara FC yang sejak awal muncul mengedepankan pemain muda lokal.
Usai dari Malang, Milla dan dua asistennya, Eduardo Perez dan Miguel Gandia, akan terbang ke Gianyar, Bali. Di stadion Kapten I Wayan Dipta, mereka akan menyaksikan dua laga di Grup D yakni Sriwijaya FC versus Barito Putera dan Bali FC kontra Pusamania Borneo FC.
Selain menonton secara langsung di stadion, Milla juga akan menyaksikan pertandingan di grup lain via siaran televisi. Mantan pelatih tim nasional U-22 Spanyol itu tak mau melewatkan satu pun talenta muda berbakat di klub-klub peserta Piala Presiden 2017.
"Saya akan tonton pertandingan yang ada pemain-pemain berteknik tinggi. Mereka akan saya prioritaskan," kata dia.
Milla pun akan menggelar tiga kali seleksi untuk memantapkan stok pemain-pemain yang bakal ia pilih masuk tim nasional. Sesuai rencana, seleksi pertama digelar 22-24 Februari dengan memanggil 25 pemain berdasarkan daftar rekomendasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia.
Sepekan kemudian, Milla membuka seleksi tahap kedua. Kali ini dia memanggil pemain-pemain yang ia peroleh dari hasil pengamatan sendiri.
"Lalu seleksi ketiga mungkin beberapa pekan setelah seleksi kedua. Jadwalnya belum saya tentukan," kata Milla.
Menariknya, Milla mengaku sudah mengantongi nama-nama pemain Indonesia yang ia sukai. Dia mengaku mendapat sejumlah nama dari Direktur Teknik PSSI. Milla lanjut melihat permainan pemain-pemain tersebut melalui rekaman video pertandingan.
"Secara individu saya suka gaya bermainnya. Nanti saya akan lihat lagi," kata Milla.
Sadar mengemban tugas berat, yakni juara SEA Games 2017 dan lolos empat besar Asian Games 2018, Milla tak mau kerja sendirian. Dia mengajak kerja sama pelatih tim nasional U-19 Indra Sjafri dan pelatih U-16 Fachri Husaini.
Menurut Milla sinergitas pelatih tim nasional berbagai usia bakal mampu membentuk tim yang kuat. Dia juga yakin koordinasi dengan Indra dan Fachri mampu membantunya beradaptasi dengan sepak bola Indonesia. Maklum saja Indra dan Fachri sudah kenyang pengalaman melatih pemain-pemain muda Indonesia.
Pelatih Indra Sjafri pun tak keberatan membantu pekerjaan Milla melatih tim nasional yang bakal diisi pemain U-22. Bahkan Indra mengaku tak keberatan jika Milla akan mengambil pemain U-19 untuk diajak bergabung ke U-22.
"Saya ikhlas karena antar pelatih harus bersinergi," kata Indra. "Semua negara yang ingin timnas seniornya kuat harus lakukan pembinaan usia muda yang baik pula. Tugas saya di timnas U-19 untuk mendukung tim di atasnya yakni U-22."
Fachri pun satu suara dengan Indra. Dia setuju sinergi dan kerja sama pelatih tiga jenjang usia di tim nasional Indonesia.
Tekad serupa juga disampaikan Fakhri, dia sangat senang dan siap bekerja sama dengan pelatih asal Spanyol itu.
"Saya akan persiapkan pemain untuk masa depan timnas, untuk mendukung U-19 dan selanjutnya tim senior," kata Fachri.
Sementara itu Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berharap banyak pada kinerja Luis Milla di tim nasional. Imam berharap Milla dapat mengubah permainan tim Indonesia mirip klub-klub top Spanyol.
"Kami ingin melihat semangat perubahan di Barcelona bisa dibawa oleh Luis Milla ke Indonesia," kata Imam.
Milla sejak awal diminta PSSI menerapkan gaya permainan bola-bola pendek khas Spanyol atau tiki-taka ke tim nasional Indonesia. Milla dianggap mampu mengajari gaya tiki-taka lantaran pernah bermain di Barcelona pada 1985-1990 dan melatih tim nasional U-21 Spanyol juara Eropa pada 2011.
INDRA WIJAYA