Liga Champions: Hadapi Leicester, Atletico Lawan Bayangan Sendiri
Editor
Nurdin Saleh TNR
Rabu, 12 April 2017 09:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Atletico Madrid seperti melihat bayangan mereka pada masa lalu saat menjamu Leicester City di Vicente Calderon, Kamis dinihari nanti, dalam pertemuan pertama babak perempat final Liga Champions Eropa 2016/2017.
Hal itu yang membuat Manajer Atletico Diego Simeone tak mau meremehkan Leicester meski klub Inggris tersebut baru pertama kali tampil di Liga Champions.
Baca: Jadwal Liga Champions Malam Ini: Bayern vs Real Madrid, Dortmund
Leicester mirip Atletico sebelum klub dari ibu kota Spanyol ini menembus final Liga Champions dua kali setelah 1970-an dan memenangi La Liga tiga tahun lalu. Atletico tidak diunggulkan banyak orang tapi akhirnya mampu mencuat.
Atletico Madrid meraih sukses tersebut dengan tidak punya terlalu banyak pemain bintang berharga mahal. Mereka bekerja keras di lapangan, tampil kompak, dan melakukan serangan balik yang cepat.
Hal itu juga yang dilakukan Leicester City ketika memenangi Liga Primer Inggris musim lalu. Setelah terpuruk di Liga Primer musim ini, klub berjulukan The Foxes itu masih mampu melanjutkan keajaibannya di Liga Champions.
Baca: Liga Champions: Tiga Bom Meledak, Dortmund Vs Monaco Ditunda
Leicester satu-satu wakil Liga Primer Inggris dalam lanjutan kejuaraan utama antarklub Eropa itu.
“Tim ini sudah mampu memenangi Liga Inggris,” kata Simeone. “Kami tahu pertandingan ini akan sangat ketat karena melawan musuh yang memiliki tipe sama dengan kami,” pria 46 tahun ini melanjutkan.
“Kami juga tahu tidak akan berhadapan dengan lawan yang punya gaya permainan seperti sebelumnya ketika memasuki fase sistem gugur,” mantan bintang tim nasional Argentina ini menambahkan.
Simeone betul. Performa Leicester boleh naik-turun di bibir zona degradasi kompetisi Liga Primer musim ini karena tampil tidak meyakinkan semasa ditangani manajer asal Italia, Claudio Ranieri.
Baca: Liga Champions: Juventus Hantam Barcelona 3-0, Dybala Cetak 2 Gol
Tapi, ketika tampil di Liga Champions dalam sistem setengah kompetisi pada penyisihan grup dan kemudian sistem gugur dalam 16 besar, The Foxes terus menghajar lawan-lawannya, termasuk klub terkemuka La Liga, Sevilla.
Itu sebabnya pernyataan Craig Shakespeare, yang menggantikan Ranieri setelah dipecat, patut disimak Simeone menjelang pertandingan dinihari nanti.
Shakespeare, pelatih asal Inggris berusia 53 tahun, mengatakan kekalahan 2-4 di kandang Everton dalam lanjutan Liga Primer, Ahad lalu, tidak akan mempengaruhi persiapan Leicester menghadapi Liga Champions.
Leicester City memenangi lima pertandingan di Liga Primer di bawah asuhan Shakespeare dan mengalahkan Sevilla pada pertemuan kedua 16 besar Liga Champions. Tapi The Foxes kalah 2-4 di Goodison Park, Liverpool, Ahad lalu, setelah memimpin 2-1.
Baca: Barcelona Dihajar Juventus 3-0, Enrique: Seperti Kapal Karam
“Para pemain tabah dan punya daya fleksibilitas tinggi. Saya baru saja bilang kepada mereka bahwa kita sudah melaju dengan bagus dan akan melakukan start lagi untuk laga berikutnya,” kata Shakespeare.
Shakespeare melakukan lima pergantian pemain di kandang Everton dan mengakui tindakannya ini untuk mengatasi jadwal pertandingan berikutnya. “Kami punya jadwal padat, ada laga Rabu, Sabtu, dan Selasa. Tapi kami punya skuad yang bagus.”
Tapi, untuk meneruskan dongeng keajaibannya, Leicester mesti menjadi satu-satunya tim selain Real Madrid yang mampu mengalahkan Atletico dalam fase sistem gugur kejuaraan antarklub Eropa sejak 2013.
Atletico Madrid tidak kebobolan dalam delapan pertandingan terakhir Liga Champions di Stadion Vicente Calderon. “Mereka punya semangat juang dan serangan balik luar biasa,” kata penyerang Leicester asal Argentina, Leonardo Ulloa.
Baca: Bayern vs Real Madrid, Ancelotti Tak Mau Kehilangan Waktu Tidur
Atletico disebut-sebut sedang menampilkan permainan terbaiknya pada musim ini. Klub itu memiliki pemain yang semakin tajam, yaitu Antoine Griezmann, yang menyamakan kedudukan 1-1 di kandang Real Madrid, Sabtu pekan lalu.
Griezmann, yang membawa tim nasional Prancis mencapai final Piala Eropa 2016, sejatinya adalah penyerang. Tapi di Santiago Bernabeu, akhir pekan lalu, Simeone menugasinya bermain lebih ke belakang untuk ikut membantu pertahanan.
Pemain 26 tahun ini lantas menampilkan mobilitasnya yang tinggi untuk bergerak ke segala arah dan tak lupa membobol gawang Real Madrid. Permainan total football ala Griezmann telah membawa Atletico bertahan di zona Liga Champions dengan menduduki urutan ketiga.
Griezmann, dengan dukungan kawan-kawannya, bisa menjadi ancaman bagi kelanggengan dongeng The Foxes di Liga Champions musim ini.
MARCA | ESPN | THE SUN | SKY SPORTS | PRASETYO