TEMPO.CO, Jakarta - Terpilihnya Ernesto Valverde sebagai pelatih baru Barcelona memang telah diprediksi sejak beberapa pekan terakhir. Namun pemilihan pria berusia 53 tahun itu tetap saja membuat banyak orang terheran-heran.
Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu, menyatakan bahwa mereka memilih Valverde karena dia memiliki gaya pelatihan yang cocok dengan klub itu. Valverde, menurut dia, suka mengembangkan pemain muda dan diperkirakan akan menguntungkan bagi akademi La Masia milik Barcelona.
"Dia memiliki gaya yang cocok dengan klub kami, Dia menyukai mengembangkan pemain muda dan juga sangat bersemangat soal teknologi baru dan aplikasinya pada pertandingan," ujarnya.
Valverde memang dikenal sebagai pelatih yang gemar mempromosikan pemain muda ke dalam tim utama. Di Athletic Bilbao misalnya, dia mempromosikan setidaknya 3 pemain ke tim utama Bilbao saat ini: Arrizabalaga, Yeray dan Inaki Williams.
Yang membuat banyak orang heran adalah karena Valverde dikenal bukan sebagai pelatih yang menganut sepak bola menyerang nan indah seperti filosofi Barcelona. Dia justru dikenal sebagai pelatih yang memiliki kemampuan membangun pertahanan yang kokoh.
Pengamat sepak bola Spanyol, Guillem Balague, mengatakan bahwa pemilihan Valverde menunjukan perubahan dalam tubuh Barcelona. Para petinggi Barcelona bukan lagi mencari seorang pelatih yang bisa membuat mereka mengeluarkan jati diri Barcelona seperti saat ditangani Pep Guardiola.
"Jika anda melihat apa yang telah dilakukannya sebagai manajer, dia bukanlah pelatih yang cocok untuk Barcelona, dia tak memainkan sepak bola dengan penguasaan bola yang dominan serta selalu menekan musuh sepanjang waktu," ujarnya.
"Terkadang dia menggunakan 2 gelandang bertahan, dia terkadang juga membuat timnya bertahan sangat dalam. Barcelona telah selesai dengan pelatih yang bisa mengeluarkan jati diri dari Barcelona, tetapi mereka mencari pelatih yang bisa membuat mereka menang," ujarnya.
Anggapan Balague itu cukup beralasan. Pasalnya, Barcelona dalam beberapa musim terakhir memang memiliki masalah dalam hal pertahanan. Pasca ditinggal Carles Puyol dan terakhir Dani Alves, Barcelona seakan gagal menemukan tembok pertahanan kokoh di depan gawang mereka.
Hal itulah yang membuat Barcelona kadang mendapatkan hasil buruk karena lemah dalam mengantisipasi serangan lawan dan Ernesto Valverde dianggap sebagai orang yang cocok untuk menambal kelemahan itu.