Ridwan Kamil saat menjenguk Ricko Andrean. (instagram)
TEMPO.CO, Jakarta – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berharap peristiwa meninggalnya Ricko Andrean menjadi pembelajaran berharga bagi suporter Persib dan Persija. Kedua kubu, menurut dia, bisa mencontoh rivalitas suporter Barcelona dan Real Madrid di El Clasico. Mereka dikenal sebagai musuh bebuyutan di Spanyol, tapi jarang terdengar terlibat bentrokan.
"Berpuluh-puluh tahun rival, tapi tiap pertandingan dua suporter bisa berdampingan dalam satu stadion dan tidak ada kerusuhan," kata Ridwan Kamil di Bandung, Jumat, 28 Juli 2017. “Rivalitas boleh, kriminalitas jangan.”
Sebelumnya, wali kota yang biasa disebut Emil itu mengucapkan rasa belasungkawanya kepada Ricko lewat akun Instagram pribadinya. Ia juga sempat menjenguk Ricko selagi ia masih dalam kondisi kritis. Emil mengajak bobotoh, sebutan untuk suporter Persib, dan Jakmania, sebutan untuk suporter Persija, menjaga kenyamanan sehingga semua pihak bisa menonton Liga 1 dengan nyaman dan aman.
Ia juga berharap kematian Ricko Andrean bisa menjadi titik awal perdamaian kelompok pendukung Persib dengan Persija. "Mudah-mudahan ini menjadi yang terakhir dan menjadi titik balik perdamaian antar-suporter bobotoh dan Jakmania," kata Ridwan.
Rasa belasungkawa kepada keluarga Ricky berdatangan, selain dari Ridwan Kamil, dari pihak dari Persib dan Persija. Pihak bobotoh sendiri mengeluarkan pernyataan mengukuhkan komitmen untuk menjaga keamanan dan ketenangan.
Ricko dianiaya pada Sabtu, 22 Juli 2017, saat laga Persib melawan Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Saat itu dia mencoba melindungi pendukung Persija yang dikeroyok sejumlah bobotoh.
Nahas saat itu dia tak mengenakan atribut Persib sehingga dikira sebagai salah satu anggota Jakmania, lantas dikeroyok pula. Akibat kejadian itu, Ricko Andrean mengalami gegar otak dan dirawat di Rumah Sakit Santo Yusuf sebelum mengembuskan napas terakhir pada Kamis, 27 Juli 2017.