Timnas Indonesia U-19 Gagal ke Final Piala AFF, Saddil Minta Maaf

Reporter

Editor

Jumat, 15 September 2017 19:30 WIB

Reaksi Timnas Indonesia bereaksi setelah kalah dalam pertandingan semifinal sepakbola AFF U18 2017 melawan Thailand di Yangon, Myanmar, 15 September 2017. Indonesia kalah 2-3 dalam drama adu penalti. AFP/Ye Aung THU

TEMPO.CO, Jakarta - Punggawa Timnas Indonesia U-19, Saddil Ramdani, langsung meminta maaf atas kartu merah yang diterimanya pada laga semifinal Piala AFF U-18 melawan Thailand yang baru saja berakhir. Indonesia kalah dari Thailand melalui drama adu pinalti.

Permintaan maaf itu diunggah Saddil di akun media sosial Instagram miliknya dengan nama saddilramdani76. Dia menyatakan bahwa gerakannya menyikut pemain Thailand tak disengaja dan hanya sebuah refleks.

"Saya pribadi meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia atas perilaku saya yang merugikan team ini. Saya benar-benar refleks atas tindakan saya karena saya kaget dilutut dari belakang tapi ini semua pelajaran berharga bagi saya, apabila anda mau menghujat silahkan tapi saya pribadi meminta maaf atas perilaku dan tindakan yang merugikan team dan masyarakat Indonesia," tulisnya di fitur insta story.



Sejumlah netizen memang langsung menyerbu akun instagram Saddil. Sebagian diantaranya mencela pemain asal Persela Lamongan itu namun ada juga yang membela Saddil.

"Saddil memang melakukan kesalahan fatal. Tetapi kita jangan menghukum dia dengan kata-kata kasar. Kita nasihati baik-baik biar Saddil bisa bermain baik dan nggak kasar lagi," tulis akun @armorafoto.

"Generasi Saddil ini generasi emas. Masa depan emas buat Indonesia, sebaiknya kita jaga mereka biar bisa berkembang permainannya agar tetap mendekati permainan sepak bola Eropa. Keep Strong Indonesia," lanjutnya.

Kekalahan atas Thailand membuat Timnas Indonesia U-19 harus rela hanya memperebutkan gelar juara ketiga Piala AFF U-18 pada Ahad mendatang. Skuad asuhan Indra Sjafri masih harus menunggu hasil laga semifinal lainnya antara Myanmar kontra Malaysia yang masih berlangsung.

FEBRIYAN

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

8 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

10 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

11 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

13 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

13 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

14 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

16 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

17 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya