Arema FC
Arema FC menyatakan setuju untuk melanjutkan kompetisi Liga 1 di tengah pandemi COVID-19, dengan beberapa catatan khusus.
Manager Arema FC Ruddy Widodo mengatakan jika memang dilanjutkan, perlu ketegasan terkait rasionalisasi subsidi dan renegosiasi kontrak bagi apra pemain dan pelatih.
"Arema FC setuju (kompetisi) dilanjutkan, meskipun semula kami minta dihentikan," kata Ruddy, dalam keterangan tertulis, Rabu.
Ruddy menyampaikan pertemuan yang dilakukan klub secara daring dengan PSSI pada Rabu (27 Mei) bersifat menampung masukan dari klub terkait kompetisi 2020, dan nanti akan diputuskan setelah masa akhir penanganan COVID-19 oleh pemerintah pada 29 Mei 2020.
Ia menambahkan, Arema FC menyetujui kelanjutan kompetisi musim 2020 itu, karena pemerintah memberikan jaminan kebijakan kondisi normal baru, atau the new normal, untuk melindungi seluruh pemangku kepentingan yang bergantung pada industri sepak bola tanah air.
"Kita setuju karena pemerintah menjamin lewat kebijakan new normal, untuk melindungi banyak UMKM atau pemangku kepentingan yang bergantung pada keberlangsungan sepakbola," ujarnya.
Namun, ia menambahkan, harus ada konsekuensi yang perlu disampaikan, seperti hal-hal yang berkaitan dengan pemasukan untuk klub, utamanya terkait dengan adanya pembatasan jumlah penonton.
"Karena itu, maka permohonan rasionalisasi hak komersial atau subsidi menjadi hal yang penting untuk diprioritaskan," ujarnya.
Kemudian, jika nantinya kompetisi musim 2020 dilanjutkan, maka perlu ada renegosiasi kontrak pelatih dan pemain. Langkah ini menjadi bagian penting terkait keberlanjutan kompetisi, termasuk memproteksi semua pihak, mulai dari klub, pelatih dan pemain.
"Kita mengajak semua pihak untuk rasional dengan kompetisi dilanjutkan, maka kita perlu duduk bersama dan menyesuaikan kondisi baik bagi klub dan pemangku kepentingan lainnya," tutup Ruddy.
Persik Kediri
Manajemen Persik Kediri dalam rapat virtual dengan PSSI pada Rabu mengusulkan agar Liga 1 dan Liga 2 dihentikan secara total. Mereka mengusulkan adanya turnamen pengganti setelah pandemi COVID-19 membaik.
"Kalau memang terpaksa dilanjutkan, kami usulkan ada turnamen yang digelar di bulan November sampai Desember," ujar Presiden Klub Persik Abdul Hakim Bafagih dalam keterangan tertulis, Rabu.
Hakim mengatakan sejak awal tim berjuluk Macan Putih itu secara tegas bersikap agar Liga 1 sebaiknya dihentikan saja. Ia beralasan tren kasus pandemi COVID-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda akan membaik.
Di sisi lain, memaksakan kompetisi kembali bergulir dikhawatirkan malah menjadi rantai baru penularan virus berbahaya tersebut. Karena menurutnya, menerapkan protokol pencegahan di luar stadion sangat sulit, apalagi di dalam stadion.
"Dampaknya terjadi pada kondisi ekonomi yang menyebabkan kontrak sponsor klub dan PT LIB banyak yang diputus. Kita juga akan mengalami kesulitan (menerapkan protokol keselamatan) itu," kata dia.
Apabila usulan ini diterima, ia juga meminta agar operator turnamen nanti tidak di bawah naungan PT. Liga Indonesia Baru (PT. LIB). Sebab, PT. LIB harus fokus membenahi diri pascapengunduran Dirut beserta tiga komisarisnya.
Hakim menyarankan perlu mencari operator yang benar-benar siap dengan format turnamen. Mereka harus memberikan penyangga untuk klub-klub yang mengikutinya "Karena kalau ada pertandingan, ada hak yang diberikan kepada pelatih, pemain dan ofisial," kata dia.