TEMPO.CO, Jakarta - Ketika pembaruan kontrak Kylian Mbappe telah ditandatangani dan disegel pada Juni 2022, Presiden Paris Saint-Germain Nasser Al-Khelaifi mengucapkan kalimat, “Ini adalah akhir dari bling-bling.” Ungkapan itu sangat jarang digunakan di Prancis dan mengacu pada kemewahan, superstar, dan glamor, dan persis seperti yang telah dilakukan PSG selama setahun terakhir.
Dengan kata-kata presiden klub di benak mereka yang berjalan ke koridor stadion PSG, perubahan telah diantisipasi oleh banyak orang terkait dengan kebijakan transfer klub. Kepergian Lionel Messi dan Sergio Ramos, keduanya tanpa masa depan yang jelas, bisa memberi jalan bagi masuknya pemain baru.
Meskipun ada pemain muda potensial yang tidak memiliki peluang sedikit pun untuk membandingkan resume dengan dua bintang tersebut, darah segar dapat membuka pintu ke era baru di klub.
Minggu yang Sulit bagi Hubungan PSG-Mbappe
Al-Khelaifi juga mengakui bahwa salah satu tantangan PSG adalah mengembangkan akademi yang telah menghasilkan pemain seperti Kingsley Coman, Christopher Nkunku, dan Moussa Diaby. Warren Zaire-Emery, gelandang tengah berusia 17 tahun; Ismael Gharbi; El Chadaille Bitshiabu, dan Ilyes Housni semuanya telah melihat menit bermain musim ini dengan tim utama yang berarti ada sesuatu yang berjalan baik dengan produksi pemain PSG.
Apa yang tidak bisa diperdebatkan untuk PSG adalah potensi keluarnya Mbappe. Faktanya justru sebaliknya. Setelah seminggu penuh ketegangan, dengan sang penyerang sudah mengeluh karena kurang dimanfaatkan, klub menerbitkan gambarnya dalam materi promosi tiket musiman tanpa persetujuannya. Terlepas dari kekacauan ini, yang diakui pelatih Christophe Galtier menyebabkan pertengkaran antara pemain dan dewan, sumber menegaskan kembali bahwa pemain Prancis itu tidak akan meninggalkan PSG.
Selanjutnya, Tak Ingin Jadi Korban Transaksi Transfer Real Madrid...