TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Olahraga Arab Saudi Bader Alkadi memuji capaian Qatar saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Ia mengatakan negaranya ingin merasakannya sendiri atmosfer serupa dengan menjadi tuan rumah turnamen tersebut pada Piala Dunia 2034.
Arab Saudi berupaya menjadi tuan rumah Piala Dunia setelah badan sepak bola dunia FIFA mengundang negara-negara Asia dan Oseania mengajukan tawaran menjadi tuan rumah. FIFA menetapkan batas waktu hingga 31 Oktober.
Qatar adalah negara pertama di Timur Tengah yang menjadi tuan rumah Piala Dunia pada November-Desember 2022. Alkadi memuji Qatar meskipun hubungan diplomatik kedua negara mengalami ketegangan dalam beberapa tahun terakhir.
"Seperti kebanggaan yang Anda rasakan di Inggris saat menjadi tuan rumah Olimpiade, seperti betapa bangganya kami mengalahkan Argentina di Piala Dunia. Dan Qatar, kami bangga dengan apa yang telah dilakukan negara-negara lain dalam menggelar Piala Dunia yang luar biasa," kata Alkadi pada konferensi olahraga di London, Inggris, dikutip dari Reuters.
"Tentu saja kami ingin mengadakan acara ini di dalam negeri. Kami ingin memastikan bahwa kami mengembangkan negara kami untuk menjadi tuan rumah acara-acara seperti itu dengan standar tinggi," ujar dia menambahkan.
Aturan khusus di Qatar yang melarang minuman beralkohol masuk ke dalam stadion menjadi sorotan. Keputusan tersebut diambil sepekan sebelum turnamen dimulai. Alkadi mengatakan bahwa aturan tersebut membuat orang-orang menikmati pengalaman unik.
Dia tidak menjelaskan apakah hal itu berarti pemerintah akan mengizinkan atau tidak mengizinkan minuman beralkohol tersaji di zona penggemar dan hotel, seperti yang berlaku di Qatar. Musababnya, alkohol dilarang di Arab Saudi. “Sejujurnya, kami memuji rekan-rekan kami dan Qatar karena telah membuktikan bahwa ini adalah sebuah kemungkinan yang ingin kami ulangi,” ujar dia.
Geliat sepak bola Arab Saudi menuai kritik. Arab Saudi dituduh menggunakan kekayaannya untuk terlibat dalam sportswashing. Modus ini dinilai untuk menghindari kritik keras terhadap catatan pelanggaran hak asasi manusia Arab Saudi.
Arab Saudi membantah tuduhan pelanggaran hak asasi manusia. Otoritas setempat mengatakan pihaknya melindungi keamanan nasional melalui undang-undangnya.
Pada September lalu, Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan tidak peduli dengan tuduhan “sportswashing”. Dia akan terus mendanai olahraga jika hal itu menambah produk domestik bruto (PDB) negara tersebut.
Alkadi berpendapat senada dengan putra mahkota. Menurut dia, investasi besar-besaran dalam olahraga adalah untuk meningkatkan kehidupan masyarakat Saudi. "Itu pertanyaan sulit (sportwashing) sebelum dijawab oleh Putra Mahkota. Sudah tidak sulit lagi. Apa pun yang kita lakukan di olahraga, kita lakukan untuk rakyat. Angka-angka tersebut menunjukkan pertumbuhan partisipasi massa dalam hal fokus pada atlet elite.”
Pilihan Editor: Ketua Umum PSSI Erick Thohir Nyatakan Indonesia Dukung Pencalonan Arab Saudi sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2034