TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Singapura, Karim Bencherifa, menilai kualitas individu menjadi pembeda dalam uji coba melawan Timnas Putri Indonesia. The Lionesses, julukan Singapura, babak belur dihajar Timnas Putri Indonesia dalam duel di Stadion Madya, Jakarta, pada Selasa, 28 Mei 2024.
Singapura sempat menyamakan kedudukan lewat aksi Dorcas Chu pada menit ke-20 setelah Marsela Awi membuka keunggulan buat tuan rumah pada menit ke-11. Namun, selepas jeda, tim asuhan Karim Bencherfa dipaksa bertekuk lutut oleh berondongan empat gol tambahan dari Garuda Pertiwi.
Singapura terbenam setelah gol dari tembakan jarak jauh Claudia Scheunemann pada menit ke-64, sepakan spektakuler Marsela Awi dua menit berselang, gol kedua Scheunemann lewat titik penalti pada menit ke-87. Aksi individu Reva Oktaviani pada menit ke-90+5 menutup laga Indonesia vs Singapura.
Saat wasit meniup peluit panjang, Timnas Putri Singapura harus pulang dengan kekalahan telak 1-5. Karim Bencherfa kecewa atas hasil tersebut. Tapi, dia tahu para pemain sudah berupaya memberikan yang terbaik.
Adanya momen-momen individual yang brilian dari Timnas Putri Indonesia memang menjadi pembeda. "Kami cukup kompetitif sampai gol kedua dan ketiga, itu terjadi sangat cepat. Kami juga punya peluang cetak gol untuk unggul 2-1 pada babak pertama, tapi tidak bisa memaksimalkannya," ujar pelatih asal Maroko itu usai laga.
Secara khusus, Karim Bencherfa menyebut empat pemain Timnas Putri Indonesia yang mencuri perhatiannya. Dua di antaranya mencatatkan nama di papan skor, yakni Marsela Awi dan Claudia Scheunemann. Sementara, dua lainnya adalah Helsya Maeisyaroh dan Zahra Muzdalifah.
Marsela Awi memang sangat merepotkan pertahanan Singapura selama berada di lapangan. Dia tak henti berlari dan mencari ruang kosong di area penalti. Claudia Scheunemann, di sisi lain, main lebih simpel. Satu-dua sentuhan saja, tapi memiliki power dan akurasi tembakan luar biasa.
Adapun Helsya Maeisyaroh merupakan otak permainan Garuda Pertiwi. Dia tenang menguasai bola, mampu membaca pergerakan rekan setim dengan baik, serta punya umpan-umpan jitu.
Sementara itu, Zahra Muzdalifah, yang masuk pada babak kedua, menghadirkan energi di lini depan lewat pressing dan link-up play yang apik. "Kami tahu ada beberapa pemain Indonesia dengan skill individu yang hebat. Claudia, Zahra, Marsela, trio lini depan, ditambah gelandang nomor 15 (Helsya). Mereka berempat membuat perbedaan," ujar Karim.
"Terutama soal finishing, gol kedua dan ketiga membuktikan itu. Kami coba ambil risiko untuk mengejar ketinggalan, main lebih menyerang. Tapi penalti membuyarkan segalanya. Tapi setidaknya, selama 60-70 menit kami mampu memberi perlawanan," kata dia menambahkan.
Usai takluk dari Indonesia, berarti Timnas Putri Singapura belum pernah menang dalam rangkaian uji coba sepanjang 2024. Sebelumnya, dalam lawatan ke Arab Saudi, April lalu, mereka juga tampil kurang memuaskan menghadapi klub-klub lokal. The Lionesses kalah 1-4 dari Al-Nassr dan imbang 0-0 kontra Al-Qadsiah.
Pilihan Editor: 3 Pemain Borussia Dortmund Bisa Jadi Ancaman Real Madrid di Final Liga Champions