TEMPO.CO, London - Di Stadion Stamford Bridge, London, Inggris, dinihari nanti, Rabu, 9 April, 2014, mungkin akan seperti hari yang penghabisan buat Fernando Torres. Hal itu akan terjadi jika Torres akan tetap duduk di bangku cadangan sampai pertandingan Chelsea melawan Paris Saint Germain di perempat final kedua Liga Champions Eropa dinihari nanti.
Apa pun hasilnya. Chelsea bisa menciptakan keajaiban dengan membalikkan keadaan dari kekalahan 1-3 pada perempat final pertama untuk menang, misalnya, 4-1 di perempat final kedua sehingga lolos ke semifinal dengan keunggulan agregat 5-4. Atau sebaliknya, tak ada keajaiban sehingga Chelsea tersingkir. Nasib Torres di Chelsea pada usianya yang sudah 30 tahun akan seperti menghitung hari.
Sebaliknya, bisa jadi Manajer Chelsea, Jose Mourinho, memilih perjudian yang lain dengan tidak menurunkan Samuel Eto’o dan mungkin menempuh risiko yang lebih besar dengan menurunkan Torres, yang seperti sudah kehilangan produktivitasnya di Chelsea. Kemudian, Torres, pahlawan Spanyol ketika mengalahkan Jerman pada final Piala Eropa 2008, bisa menjadi pahlawan Chelsea dalam “menciptakan keajaiban” tersebut.
Jangan lupa, Torres juga yang menjadi pahlawan Chelsea dalam proses menuju kemenangan di final Liga Champions 2012. Torres membuat “hal yang tidak mungkin menjadi mungkin,” yaitu mengalahkan Barcelona di kandang kebesarannya, Stadion Camp Nou, Kota Barcelona, pada semifinal kedua.
Setelah menang tipis 1-0 di Stamford Bridge, Chelsea berhasil mengimbangi Barca 2-2 di Camp Nou dan Torres yang seperti mencuri gol dalam sebuah serangan balik pada menit-menit terakhir untuk menggagalkan kemenangan Barca. Berkat Torres, Chelsea, yang saat itu di bawah Roberto di Matteo, bisa maju ke final dengan menyingkirkan Barca dan kemudian menang dari Bayern Muenchen di final Liga Champions 2011-2012.
Ruang gerak Torres mungkin sudah terbatas. Bisa jadi usia dan keadaan lain yang membuat ruang geraknya seakan semakin sempit. Namun, jika diberi kesempatan, mungkin Torres masih bisa memanfaatkan gaya kedutannya sebagai penyerang yang langsung bisa seperti melakukan sengatan di mulut gawang lawan.
Torres juga punya motivasi berlebih di laga nanti. Ia ingin memanfaatkan momentum cedera Eto'o sebagai kesempatan meraih posisi inti. Ini adalah sesuatu yang sudah lama diimpikannya. “Sehingga suatu saat Jose akan bilang, ‘Ini (Torres) adalah penyerang saya’.” Masalahnya, apakah Mourinho memberikan kesempatan itu?
Torres akan menunggu dengan penuh harap akan suatu keadaan yang sebenarnya tidak bisa dipastikan. Sesuatu yang absurd. Dia seperti menunggu Godot, nama yang coba dikonkretkan, tapi sebenarya abstrak oleh tokoh Vladimir dan Estragon dalam naskah teater Waiting for Godot karya Samuel Beckett.
Fernando Torres (30 tahun)
Main:
Liga Primer: 24 pertandingan
Liga Champion: 6 pertandingan
Gol:
Liga Primer: 4 gol
Liga Champion: 3 gol
INDEPENDENT | ARIE FIRDAUS | PRASETYO
Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Lumpur Lapindo
Berita Terpopuler
Bogor Hujan Lebat, Besok Sebagian Jakarta Banjir
Sebelas Pengamat AS Awasi Pemilu KBRI Washington
Gerrard Bawa Kembali Liverpool Puncaki Klasemen