TEMPO.CO, Tallin - Di Stadion Lillekula Tallinn, Estonia, malam nanti, pelatih Inggris Roy Hodgson berharap para pemainnya tidak lengah karena memandang remeh lawan mereka dalam lanjutan kualifikasi Grup E Piala Eropa 2016 ini.
"Hasil-hasil pertandingan lain sepertinya akan mengejutkan, tapi seharusnya tidak demikian. Kita harus berhenti dikejutkan pada pertandingan internasional," kata Hodgson seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu, 11 Oktober 2014.
Dengan lawan-lawan yang relatif mudah di Grup E, Inggris sejauh ini memetik hasil memuaskan. Tidak hanya menang 5-0 atas tim lemah San Marino, mereka pun menaklukkan lawan berat Swiss di Basel, 2-0. Malam ini, mereka akan berusaha meneruskan perjalanan menyenangkan itu saat melawan Estonia.
Inggris memimpin klasemen Grup E dengan mengantongi enam poin dan selisih gol plus tujuh. Tim berjuluk Tiga Singa ini tentu ingin terus mempertahankan rekor tak terkalahkannya. Apalagi, dari segi peringkat dunia, Estonia dengan urutan ke-91 berada jauh di bawah Inggris, yang menduduki peringkat 18.
Dua tim itu belum pernah bertemu lagi sejak kualifikasi Euro 2008 saat Inggris mengalahkan Estonia dalam laga kandang dan tandang dengan skor sama, 3-0.
Kendati berada di atas angin, Hodgson tak ingin anak asuhnya lengah. Dia sadar, tim-tim kecil bisa membuat kejutan, seperti yang terjadi pada Swiss saat mereka dikalahkan 0-1 oleh Slovenia, Kamis lalu, dan Spanyol ditaklukkan Slovakia 2-1 keesokan harinya.
Kewaspadaan ini yang juga membuat Hodgson mengatakan dirinya tidak akan mencoba-coba bereksperimen. Semangat yang sama saat melawan San Marino sepertinya bakal ia pertahankan.
Hodgson mungkin juga akan terbantu dengan rasa lapar penyerang mereka, Wayne Rooney, yang ingin mencetak gol lebih banyak lagi agar bisa semakin mendekati top scorer tim Inggris, Bobby Charlton. Semasa membela Inggris, Charlton mencetak 49 gol.
Pada laga melawan San Marino, Rooney berhasil mencetak gol internasional ke-42-nya bagi timnas Inggris. Namun dia gagal memanfaatkan dua kesempatan lain dalam laga itu. Seandainya saja dua kesempatan itu berbuah gol, dia akan mendekati catatan Jimmy Greaves, yang berada pada posisi ketiga dengan 44 gol.
"Jimmy Greaves adalah target saya, dan jika saya bisa melebihinya pekan ini atau di pekan yang akan datang, atau di bulan yang akan datang, itu akan hebat," ujar Rooney.
Adapun pelatih asal Swedia, Magnus Pehrsson, 38 tahun, yang menangani Estonia sejak Desember tahun lalu, cukup mengenal gaya permainan Inggris, Pasalnya, Pehrsson semasa menjadi pemain memperkuat klub Bradford City pada 1996.
Saat melatih klub Aalbork BK dari Denmark menghadapi Manchester City dalam Piala UEFA 2009, Pehrsson mampu membuat timnya itu hanya kalah pada adu penalti dari City.
Menjamu Inggris nanti malam, Pehrsson akan mengandalkan dua gelandang serangnya. Mereka adalah Konstantin Vassilijev, yang mencetak dua gol saat mengimbangi Belanda 2-2 tahun lalu, dan pemain Blackpool, Sergei Zerinjov, yang mencetak tujuh gol dalam 36 penampilan.
Prestasi terbaik Estonia selama ini adalah pada 2011 ketika nyaris lolos ke putaran final Euro 2012. Saat itu mereka kalah melawan Republik Irlandia dalam dua kali laga dalam babak playoff.
GUARDIAN | TELEGRAPH | GADI MAKITAN
Berita lain
Jadwal dan Siaran Bola Akhir Minggu Ini
Hasil Kualifikasi Piala Eropa 2016 Sabtu Dinihari
Belgia Gunduli Andorra 6-0
Ungguli Azerbaijan, Conte Soroti Kelemahan Italia