TEMPO.CO, Kediri - Perjalanan Persik Kediri di pentas sepak bola Tanah Air hampir pasti bakal berakhir. Pengurus klub berjuluk Macan Putih itu angkat tangan karena mengalami defisit keuangan luar biasa.
Sekretaris Persik Barnadi mengatakan tak ada jalan keluar lagi untuk menyelamatkan timnya. Berhentinya kucuran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dan minimnya sponsor yang masuk menjadi alasan bangkrutnya tim ini. "Tak ada uang sama sekali untuk melanjutkan kompetisi meski turun ke Divisi Utama," kata Barnadi kepada Tempo, Kamis, 15 Januari 2015.
Barnadi menambahkan, kelangsungan hidup klub yang pernah merengkuh gelar juara Liga Indonesia pada 2006 itu sudah hampir pasti selesai. Bahkan sebenarnya sejak kompetisi Liga Super Indonesia musim lalu keuangan Persik sudah berdarah-darah. Tim itu tak memiliki dana sama sekali dan justru meninggalkan utang gaji pemain yang tak sedikit. (Baca berita lain: Ferdinand Sinaga Dapat Peran Baru di Sriwijaya)
Namun ketika itu Persik akhirnya bisa mengikuti kompetisi setelah bekas manajernya, Iwan Budianto, menyuntikkan dana segar Rp 6 miliar. Dana itulah yang menjadi modal Persik melakoni kompetisi Liga Super meski dengan kondisi serba terbatas. "Sekarang setelah mas Iwan angkat tangan, kami tak bisa apa-apa," kata Barnadi.
Karena itu meski PT Liga Indonesia mencoret Persik dari Liga Super ke Divisi Utama, Barnadi tak yakin timnya bisa karena tak ada uang sama sekali untuk turun berkompetisi. Bahkan hingga kini utang pengurus ke berbagai pihak makin menggunung.
Tanda-tanda kebangkrutan inilah yang membuat pengurus mulai melepas pemain. Mereka dibebaskan untuk mencari klub lain sambil menunggu manajemen Persik menyelesaikan tunggakan gaji. "Kami bebaskan mereka keluar," kata Barnadi pasrah. (Baca: PSSI Incar Ranking 130 Dunia Akhir Tahun Ini)
Barnadi sendiri mengaku tak begitu kaget dengan situasi ini. Bahkan secara pribadi dia berharap PT Liga sudah mendepak Persik sejak tahun lalu saat melakukan verifikasi administrasi dan lapangan. Namun karena PT Liga masih memandang Iwan Budianto, akhirnya tim itu diloloskan tahapan verifikasi.
Manajer Persik Anang Kurniawan mengatakan utang gaji pemain ini mencapai angka Rp 4 miliar. Rata-rata gaji mereka diutang selama dua hingga empat bulan. Anang mengakui tak ada satu pun sponsor besar yang mau membiayai klubnya, termasuk perusahaan rokok Gudang Garam. Beberapa sponsor yang bekerja sama masih bertaraf kecil, seperti membiayai pembuatan seragam dan operasional lain. "Tapi kami akan berjuang sampai injury time," katanya dengan tatapan menerawang.
HARI TRI WASONO
Berita Terpopuler:
DPR Minta PSSI dan Menpora Jangan Perbesar Konflik
PSSI Incar Ranking 130 Dunia Akhir Tahun Ini
Ditahan Atletico 2-2, Real Madrid Tersingkir
Ini Formasi Pemain Real Madrid vs Atletico
Tiga Pemain Arsenal Absen Panjang
PSSI Habiskan Rp 120 Miliar Setahun