TEMPO.CO, Jakarta - Rekor transfer Arsenal akhirnya pecah. Mendatangkan Alexandre Lacazette, 26 tahun, dari Lyon membuat Arsenal harus merogoh uang sebanyak 53 juta pound sterling atau sekitar Rp 915 miliar.
Biaya sebesar itu membuat Mesut Oezil, yang dibeli dari Real Madrid pada 2013 dengan harga 42,5 juta pound, bukan lagi pemain dengan nilai transfer termahal. Selasa lalu, Lacazette sudah menjalani tes medis.
Lacazette memang pantas dibayar mahal. Pemain yang punya 11 cap di tim nasional Prancis itu telah menunjukkan kehebatannya di Ligue 1—divisi sepak bola tertinggi di Prancis.
Baca: Thierry Henry Jadi Kunci Sukses Arsenal Boyong Lacazette
Untuk klubnya, Lyon, dia mencetak 37 gol dalam 45 laga di seluruh kompetisi, 28 di antaranya dibuat di liga. Gol sebanyak itu membuat dia menggenapkan koleksi golnya menjadi 100 untuk klubnya dalam 203 laga.
Tapi, sebenarnya, jauh sebelum dia bersinar pada musim lalu, Manajer Arsenal, Arsene Wenger, sudah lebih dulu mengendus kehebatannya. Awal musim lalu, dia sudah berupaya mendatangkannya ke Emirates, tapi gagal. Lacazette memilih tinggal di Lyon dengan kontrak baru yang berakhir pada 2019.
Rupanya, pihak klub memang ingin memberi kesempatan setahun lagi bagi dia sebelum memutuskan hengkang dari sana. Penyebab lainnya, mereka menginginkan harga Lacazette melambung. Kini, menurut Presiden Lyon, Jean-Michel Aulas, adalah saatnya Lacazette pergi.
Baca: Lacazette Datang, Begini Prediksi Formasi Lini Serang Arsenal
Tapi tujuannya bukan London, melainkan Atletico Madrid. Harga pun sudah disepakati, yakni 65 juta euro. Namun, karena klub itu dilarang FIFA membeli pemain hingga Januari 2018, dia segera mendarat di Emirates.
Lacazette menjadi pemain kedua yang didapatkan Arsenal setelah berhasil mendatangkan bek kiri Schalke, Sead Kolasinac, dengan status bebas transfer.
Di satu sisi, tentu Wenger senang. Namun, pada saat yang bersamaan, dia menghadapi situasi sulit. Manajer yang paling lama bekerja di Liga Primer ini harus berjuang mempertahankan salah satu pemainnya, Alexis Sanchez, dari godaan Manchester City.
Semula Wenger sedikit tenang meski harus kehilangan Sanchez. Pemain asal Cile itu bisa pergi ke Jerman. Bayern Muenchen menyatakan ketertarikannya, klop dengan keinginannya: kalaupun harus pergi, Sanchez tak bermain untuk klub pesaing Arsenal di Liga Primer.
Namun, seperti diungkap Presiden Muenchen Uli Hoeness, harga bekas pemain Barcelona itu terlalu mahal. Wenger tak punya banyak pilihan. Apalagi Sanchez sempat menyatakan tak sabar lagi untuk bertemu kembali dengan Pep Guardiola—Manajer Manchester City—persis seperti yang pernah mereka lakukan di Barcelona beberapa tahun lalu.
Nah, hal inilah yang, menurut Nigel Winterburn—bekas pemain Arsenal— tidak diinginkan oleh pendukung The Gunners. Dia berharap kedatangan Lacazette tak lantas membuat pemain lain pergi.
“Tak elok rasanya. Arsenal mampu mendatangkan Lacazette, lalu dua pekan kemudian Sanchez malah pergi," kata Winterburn. “Saya berharap Wenger bisa membujuknya agar tinggal untuk satu musim lagi."
GUARDIAN | MIRROR | IRFAN B