TEMPO.CO, Jakarta - James Rodriguez tinggal setahap lagi menyelesaikan proses kepindahannya dari Real Madrid ke Bayern Munchen. Dia telah dinyatakan lolos tes medis di klub raksasa asal Jerman itu.
Munchen akan mendapatkan James Rodriguez sebagai pemain pinjaman selama 2 tahun dan memiliki opsi untuk mempermanenkan gelandang serang asal Kolombia itu. FC Hollywood, julukan Munchen, harus membayar 9 juta pound sterling atau sekitar Rp 154 miliar untuk meminjam James dan harus menambah 39 juta pound sterling atau sekitar Rp 531 miliar jika ingin mempermanenkannya.
Meskipun demikian, banyak keanehan yang menimbulkan pertanyaan terkait transfer itu. Berikut 7 pertanyaan besar yang muncul seputar transfer James Rodriguez:
1. Kenapa Real Madrid menjual James Rodriguez dengan harga murah?
Real Madrid harus merogoh kocek sebesar 63 juta pound sterling pada saat memboyong James dari AS Monaco 3 musim lalu. Jika dibandingkan dengan nilai transfernya ke Munchen, Real Madrid merugi sekitar 23 juta pound sterling.
Meskipun jarang bermain musim lalu, pemain sekaliber James Rodriguez dianggap masih pantas dihargai di atas nilai 40 juta pound sterling. Lantas kenapa Madrid mau menjual murah James?
Jawaban paling memungkinkan adalah karena tak banyak penawaran yang diterima Madrid. Sementara mereka harus menjual James untuk mengurangi beban gaji mereka dan membuka ruang untuk pemain baru yang akan mereka datangkan.
2. Kenapa klub Liga Inggris tak mengejarnya?
Sejak bursa transfer musim dingin Januari lalu, James Rodriguez gencar dikabarkan akan hijrah ke Liga Inggris. Chelsea dan Manchester United menjadi dua klub yang dikabarkan sangat ngebet mendapatkan jasanya.
Kepindahannya ke Munchen menjadi tanda tanya besar karena Chelsea dan Manchester United tak berbuat apa-apa. Laman The Sun mengabarkan bahwa kedua klub itu sebenarnya sudah membuat pendekatan kepada Madrid. Namun Los Galacticos saat itu memasang harga terlalu tinggi untuk James mencapai hingga 70 juta pound sterling atau sekitar Rp. 1,199 triliun.
Kabar lain menyebutkan bahwa Jose Mourinho dan Antonio Conte tak menempatkan transfer James Rodriguez sebagai target utama.
3. Kenapa James gagal di Real Madrid?
Sepeninggalan Carlo Ancelotti pada 2015 lalu, karir James Rodriguez di Real Madrid meredup. Dia kehilangan tempat di tim inti saat Madrid ditangani Rafael Benitez dan Zinadine Zidane.
Secara kualitas, kemampuan James mengolah si kulit bundar sebenarnya tak menurun. Namun, pergantian pelatih biasanya menyebabkan perbedaan gaya bermain. Itulah kenapa James kehilangan tempat di tim inti Real Madrid.
Pada era Ancelotti, James Rodriguez beroperasi sebagai gelandang bertandem dengan Toni Kroos dan Luka Modric di lini tengah Madrid. Namun kehadiran Benitez membuat gaya bermain Real Madrid lebih bertahan dengan menempatkan 2 gelandang bertahan, Kroos dan Casemiro. Gaya itu yang kemudian diadaptasi oleh Zidane yang membuat James lebih banyak duduk sebagai pemain cadangan.
4. Apakah James akan sukses di Bayern Munchen?
Tak bisa dipungkiri masa keemasan James Rodriguez adalah ketika di bawah asuhan Ancelotti. Pada musim pertamanya, dia sukses menyumbangkan 13 gol dan 13 assist untuk Real Madrid.
Skema permainan yang dikembangkan oleh Ancelotti di Munchen musim lalu bisa dibilang mirip seperti yang digunakannya saat menangani Real Madrid. Ancelotti lebih suka memainkan pola 4-3-3. Rodriguez sangat cocok dengan pola itu dimana dia berperan sebagai gelandang kiri dalam trio pemain tengah itu.
Meskipun demikian, James Rodriguez sangat mungkin bermain di posisi sayap kiri atau pun kanan. Munchen membutuhkan pelapis di posisi itu setelah Douglas Costa memutuskan untuk hengkang sebagai pemain pinjaman ke Juventus.
THE SUN|FEBRIYAN