Manager Chelsea Roberto Di Matteo. REUTERS/Eddie Keogh
TEMPO.CO, Jakarta - Menyaksikan tim kesayangan menelan kekalahan adalah hal yang membuat kita sedih. Apalagi kekalahan itu datang dengan cara kontroversial, tentu akan membuat bara dendam semakin besar. Hal itu tampaknya sedang dialami para pendukung setia Chelsea.
Chelsea dipaksa bermain dengan sembilan pemain dan akhirnya kalah 3-2 dari Manchester United, dalam pertandingan Liga Primer Inggris, di Stamford Bridge pada Ahad lalu. Namun, pada Kamis dini hari nanti, di tempat yang sama, cerita kelam itu ingin segera dihapus para pendukung The Blues.
Para fans Chelsea tentu sangat kesal ketika melihat dua pemain timnya diusir ke luar lapangan. Chelsea sempat tertinggal dua gol, namun berhasil menyamakan keduduklan. Itu membuat pendukung Chelsea kian bersemangat mendukung tim kesayangannya.
Chelsea pun kembali menguasai jalannya laga. Namun Hal tersebut langsung berubah drastis usai dua Branislav Ivanovic dan Fernando Torres menerima kartu merah. Chelsea pun akhirnya kalah oleh gol berbau offside yang dicetak Javier Hernandez.
Fans The Blues semakin marah ketika Chicharito--julukan Hernandez--merayakan golnya dihadapan mereka. Beberapa benda asing pun mendarat ke dalam lapangan seperti koin, dan bahkan pecahan bangku penonton.
Hal itulah yang ingin dihindari oleh Chelsea. Tim peraih Ligta Champions 2011/2012 itu tentu sangat berharap para pendukungnya tak terpancing emosi akan kejadian tiga hari yang lalu.
“Ketika Anda menghadapi MU, itu selalu pertandingan besar, baik di kompetisi apa pun. Saya berharap para suporter akan terus mendukung tim, terutama para pemain muda, dan mendorong kami untuk menang,” kata manajer Roberto Di Matteo.
MU sendiri dikabarkan mendapatkan jatah enam ribu tiket untuk hadir ke Stamford Bridge. Para petugas keamanan tentunya harus bekerja ekstra keras untuk mengamankan jalannya pertandingan, dan memastikan tak timbul masalah berkepanjangan.
