TEMPO.CO, Montreal – World Anti-Doping Authority (WADA) atau Badan Anti-Doping Dunia merilis 250 sampel urine para pemain bola di seluruh dunia akan diselidiki lebih lanjut. Penelitian telah dilakukan oleh WADA sejak tahun 2012 hingga sekarang, dengan jumlah 27.177 sampel yang telah dianalisis. Sedangkan jumlah pemain bola yang mengikuti tes tersebut sebanyak 5.041.
Dari jumlah tersebut, 250 mencurigakan. Dalam laporan yang dirilis minggu ini, hanya 3 persen dari tes anti-doping yang dilakukan di seluruh pertandingan pada tahun 2012 menggunakan sampel darah, dan tidak ada orang yang gagal.
Fédération Internationale de Football Association (FIFA) hanya melakukan empat tes darah para pemain bola selama setahun, namun UEFA melakukan lebih baik dengan 132 tes darah di semua kompetisi.
Menurut rilis WADA, banyak asosiasi terkemuka sepak bola, termasuk Brasil, Jerman, Spanyol, dan Belanda, gagal menganalisis satu sampel darah dari setiap pemain sepanjang tahun.
Hanya Italia, Prancis, Portugal, Rumania, Cina, Polandia, dan Austria bersama Inggris yang berperan sebagai penyidik anti-doping telah mengeluarkan hasil 346 positif doping dari 28.008 tes anti-doping yang telah dijalankan sejak tahun 2012. Banyak ahli percaya tes semacam ini adalah metode yang paling efektif untuk mendeteksi zat yang dilarang penggunaannya pada pemain sepak bola.
Presiden WADA, John Fahey, mengatakan bahwa memerangi penggunaan doping tidak cukup sekadar tes anti-doping. Pertarungan sepak bola melawan penggunaan doping, menurut FIFA, akan cukup intensif pada tahun 2013. Yaitu dengan pengenalan Paspor Biologi Olahragawan.
Dalam Piala Konfederasi beberapa saat lalu, metode ini telah diterapkan. Untuk Piala Dunia 2014 rencananya FIFA akan menjalani prosedur yang sama. Fungsi dari Paspor Biologi Olahragawan, menurut Wada, ialah memonitor parameter biologi pemain dari waktu ke waktu yang mengungkapkan efek doping terhadap si atlet itu sendiri.
